Tembak Kepala Yosua, Ferdy Sambo Disebut Manusia Dirasuki Iblis!

Selasa, 18 Oktober 2022 | 22:25:36 WIB

Metroterkini.com  - Keluarga Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J berang kepada Ferdy Sambo. Mantan Kadiv Propam Polri itu disebut manusia yang sudah dirasuki iblis karena menembak kepala Yosua saat masih mengerang kesakitan.

Hal itu diungkapkan tante Brigadir J, Rohani Simanjuntak menanggapi dakwaan jaksa pada sidang Ferdy Sambo di PN Jakarta Selatan, kemarin.

"Dia bagaikan manusia yang sudah dirasuki oleh iblis, dia sudah tak punya hati nuraninya lagi," kata Roslin Simanjuntak, Selasa (18/10/2022).

Dia mengatakan, pikiran dan akal Ferdy Sambo sudah tertutup sehingga tega menembak kepala Yosua, hanya karena ingin memastikan ajudannya itu sudah tewas.

"Sudah tertutup akal dan pikirannya itu maupun hatinya, tega dia menembak anak kami yang sudah tak berdaya," ucapnya.

Rohani sejak awal memang menjadi sosok dalam keluarga Brigadir J yang berani bersuara lantang soal kejanggalan kematian Yosua. Sejak pertama kali jasad Yoshua diantarkan ke Jambi, Rohani dan keluarga kemudian berupaya mencari tahu apa saja kejanggalan atas kematian Yosua itu. Dia pun bahkan berinisiatif mengabadikan luka-luka yang ada di tubuh Yosua meski sempat awalnya dilarang polisi.

Dia menyebut, keluarga selalu yakin jika kematian Yosua itu bukan karena tembak menembak antara sesama polisi seperti skenario Sambo.

Setelah mendengar dan menyaksikan sidang perdana Ferdy Sambo di layar kaca di rumahnya di Jambi, dia sangat kecewa atas apa yang dilakukan oleh Ferdy Sambo kepada Yosua. Bahkan perbuatan Ferdy Sambo itu tidak mencerminkan sikap seorang polisi berpangkat jenderal.

"Seharusnya sebagai seorang jenderal dia mesti bisa berpikir jernih. Apalagi sebagai seorang polisi yang paham tentang hukum perbuatan itu tak semestinya dilakukannya, dan ini sudah sangat buruk sekali," ucap Rohani.

Respons ayah Brigadir J, simak di halaman selanjutnya.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat juga menyebutkan sikap Ferdy Sambo dalam menghabiskan nyawa anaknya itu sudah keterlaluan. Samuel bahkan mengatakan bahwa Ferdy Sambo sudah semena-mena atas pangkat dan jabatannya.

"Perbuatan dia dalam menembak kepala anak kami yang sudah tergeletak bersimbah darah itu sangat melampaui batas, dia bagaikan tak punya hati lagi. Harusnya dia berpikir dulu apa yang mesti dia perbuat, jika itu terjadi pada anaknya bagaimana perasaannya, coba bayangkan," kata Samuel.

Sebagai polisi nya polisi dan mempunyai jabatan strategis di Polri, seharusnya Ferdy Sambo memberikan contoh yang baik untuk masyarakat. Apalagi dia sebagai pihak polisi yang mesti memberikan perlindungan kepada masyarakat lemah.

"Ini malah berbeda, dia tak sama sekali memberikan contoh yang baik, harusnya dia sebagai panutan di kepolisian berikan contoh yang baik. Ini malah dia yang terakhir kali menembak kepala anak kami untuk mastikan sudah tak bernyawa," ucap Samuel. [**]
 

Terkini