Metroterkini.com - Polisi menetapkan 17 orang tersangka buntut penyerangan petani sawit di Kampar, Riau, pada Minggu (19/6). Wanita dan anak-anak yang berada di lokasi menjadi korban kerusuhan hingga terluka, bahkan beberapa di antaranya sampai dibawa ke rumah sakit.
"Kami telah menetapkan 17 tersangka dari 18 orang yang diamankan setelah ada insiden tersebut," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto, Rabu (22/6/2022).
Sunarto menyampaikan itu kepada Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan Kampar, yang menggelar aksi di Mapolda Riau, Kota Pekanbaru.
Selain 17 orang tersangka, Sunarto secara tegas memastikan Polda Riau tak pandang bulu. Termasuk soal Ketua KUD Iyo Basamo lama, HL, yang diduga terlibat.
"Kami pastikan siapa pun yang terlibat akan kami usut. Saat ini tim masih bekerja untuk mengusut tuntas. Termasuk itu (dugaan ada yang menyuruh)," kata Sunarto.
Koordinator dari Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan Kampar Hafis mengatakan dualisme kepengurusan diduga menjadi penyebab kericuhan. Untuk itu, dia minta Polda Riau mengusut tuntas kasus yang menyebabkan anak-anak dan perempuan jadi korban.
"Terlihat dalam video dan hasil investigasi bahwa orang tidak dikenal datang dengan membawa senjata tajam. Mereka datang menyerang ibu-ibu dan anak-anak yang ada di lokasi," kata Hafis.
Hafis mengatakan, setelah kejadian itu, tim gabungan Polda Riau dan Polres Kampar langsung turun ke lokasi. Bahkan sejumlah orang diamankan terkait penyerangan di Desa Terantang, Kampar, dan dimediasi.
"Senin kemarin memang sudah dilakukan mediasi kedua pihak yang bertikai. Namun penyerangan pakai senjata tajam dan kayu kepada ibu-ibu dan anak-anak patut diduga telah terjadi pelanggaran HAM berat," kata Hafis.
"Kami minta Polda Riau untuk menangkap otak pelaku tindakan premanisme di Desa Terantang. Negara jangan sampai kalah oleh preman," katanya.
Sebelumnya diberitakan puluhan petani sawit di Kampar, Riau, diserang sekelompok orang dengan parang dan samurai. Bahkan anak-anak dan wanita mengalami luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Dalam beberapa video viral yang diterima detikSumut, insiden berdarah terjadi pada Minggu (19/6). Terlihat aksi saling lempar di lokasi kebun sawit.
Tidak hanya itu, dalam beberapa video juga terlihat anak-anak dievakuasi karena luka-luka. Beberapa di antaranya dalam kondisi berdarah saat dievakuasi dari kerumunan ramai.
"Heii... anak-anak, ada anak-anak. Jangan," teriak wanita dalam video saat kericuhan terjadi.
Di tengah kericuhan, terlihat sekelompok orang melalukan perusakan pondok yang ada di kebun sawit. Pria dengan pakaian hitam itu secara brutal menghancurkan pondok di lokasi.
"Anak-anak luko (anak-anak terluka). Sakik mato den (sakit mataku)," teriak salah satu anak yang keluar dari kerumunan sembari menangis.
Seorang petani, Sri Ranti, mengaku mereka tiba-tiba didatangi puluhan orang yang tak dikenal. Pria tak dikenal diduga preman itu datang dan berusaha masuk ke kebun sawit.
"Kemarin orang-orang suruhan itu datang membawa senjata tajam, seperti samurai, parang, dan senjata tumpul. Mereka mau masuk ke kebun kami tak bolehkan, habis itu brutal," terang Sri di RS Bhayangkara di Pekanbaru, Senin (20/6). [**]