Metroterkini.com - Kelompok anarko berencana melakukan kerusuhan dan penjarahan hari ini. Namun, rencana mereka keburu terendus kepolisian. Korps baju cokelat itu pun memastikan, kondisi saat ini aman. Kalau ada yang berani melakukan tindakan anarkis, bakal ditindak.
Rencana kelompok anarko menciptakan penjarahan di sejumlah wilayah di Pulau Jawa diungkapkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana, Sabtupekan lalu. Kelompok ini akan memprovokasi masyarakat lewat vandalisme alias mencoret–coret dinding, agar melakukan keonaran hingga penjarahan.
Nana mengatakan, aksi tersebut mulai dilakukan sejak pekan lalu. Mereka menulis kalimat–kalimat provokatif seperti 'Kill the rich', 'Mati konyol atau melawan', dan 'Krisis, saatnya membakar' di tembok–tembok. Ini sudah diorganisasi sedemikian rupa di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung, dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa.
Reskrim Polresta Tangerang Kota dan Krimum Polda Metro Jaya sudah menangkap lima orang dari kelompok ini pada Jumat (10/4/2020). Tiga orang di kafe Egaliter, kota Tangerang, dua lagi di tempat berbeda.
Menurut Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Suyudi Ari Setio, kelima orang ini adalah aktor lapangan. Karena itu, Suyudi meyakini, rencana aksi kelompok anarko itu tak akan terjadi hari ini.
"Sejauh ini belum tampak ada upaya ke sana, karena kita sudah lakukan penindakan terhadap aktor–aktor lapangannya," ujar Suyudi, semalam.
Sekalipun begitu, Polisi tetap melakukan antisipasi. Caranya, dengan melakukan patroli. Baik di cyber atau dunia maya, maupun di lapangan. "Kita monitor terus," imbuhnya.
Polda Jaya juga berkoordinasi dengan Polda–Polda lain untuk memburu jaringan mereka, sekaligus mencegah kelompok anarko ini melakukan aksinya.
Dia pun mengingatkan kelompok anarko, dan kelompok–kelompok lain yang punya rencana melakukan kerusuhan dan penjarahan, agar tidak melaksanakannya. Kepolisian siap menindak tegas.
"Jika ada yang coba–coba berani melakukan tindakan anarkis maupun tindakan melawan hukum lainnya, kami tidak akan segan–segan melakukan tindakan tegas terukur," wanti–wanti Suyudi.
Terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, kepolisian masih mendalami soal kelompok anarko ini. "Apakah kemungkinan ada aktor di belakangnya atau yang membiayai," tutur Yusri.
Yusri menyebut, kelompok anarko ini tidak memiliki struktur organisasi sistematis. Mereka biasanya bergerak lewat media sosial. "Buku–buku pelajarannya sama kayak teroris gitu loh, mereka kan anarko, vandalisme, tugasnya cuma bikin rusuh," ungkap dia. [sjah]