SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kampar Diduga Lakukan Pungli

Jumat, 21 Juni 2019 | 11:14:33 WIB

Metroterkini.com - Kasus dugaan pungutan liar (pungli) dunia pendidikan terjadi di SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kampar Riau. Modusnya dengan pungutan biaya komputer yang telah dilakukan pada siswanya.Dugaan pungli ini sudah beberapa kali mendapat sorotan masyarakat dan media, namun pihak sekolah tetap tak bergeming karena merasa tidak mendapat teguran dari dinas terkait.

Salah seorang orang tua siswa kepada wartawan mengaku sangat keberatan dengan adanya beban pungutan biaya komputer yang telah dilakukan. Karena, dia harus membayar sebesar Rp503.000 apalagi yang memiliki anak 2 (dua) disekolah yang sama (SMA Negeri 1 Perhentian Raja) dimana pihak sekolah memanfaatkan situasi jadwal ujian tamatan para siswa/siswi  meski dana Bos dan Bosda untuk kependidikan di sekolah itu setiap tahunnya ada, Kamis (20/06/2019)

" Bagi yang anaknya dua, tidak ada disampaikan 700.000 itu bang.Saya aja baru dengar dari abang, diberikan keringanan bagi yang memiliki anak dua dikenakan 700.000 itu tidak ada disampaikan didalam rapat bang." ungkap orang tua murid yang geram.

"Informasi pungutan diberikan kepada wali murid, setelah siswa kelas XII melaksanakan study tour yang diwajibkan pihak sekolah dengan biaya sebesar Rp 750.000/siswa kelas XII melalui rapat yang dilaksanakan pihak sekolah melalui komite dilingkungan SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kampar." terang wali murid menambahkan.

"Buk kami ini orang tak punya, kenapa bukan Komputer aja dari pada jalan-jalan kemarin." ucap Wali murid yang mungulangi perkataan wali murid lainnya yang turut hadir dalam rapat yang telah menyampaikan keberatan kepada pihak sekolah melalui Komite

" Kalau tidak setuju keluar saja,tapi sayang sudah kelas XII." tambah wali murid yang mengulangi perkataan Agus Salim yang disampaikan pada saat rapat dilaksanakan

Diceritakan orang tua siswa, bertahun-tahun sebelumnya, pihak SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar selalu saja menerima anggaran BOS dan BOSDA dari pemerintah Pusat dan Propinsi. Namun penggunaan dana Bos itu oleh sekolah setiap tahun ajaran, tak jelas. Namun pihak sekolah tetap saja memungut biaya terhadap orang tua siswa/i dengan dalih biaya komputer. 

“Kami sebagai orang tua murid, tidak bisa berbuat apa-apa karena intimidasi dari pihak sekolah SMA Negeri 1 Perhentian Raja luar biasa. Saya berharap, ulah para pendidik di sekolah itu harus diselidiki untuk diproses, sebab sangat merusak moral guru yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa, bukan malah menjadi penyusah dan mencari untung diatas ketidak mampuan orang tua siswa-siswi,” katanya. 

Orang tua murid yang tidak ditulis jati dirinya awak media menjelaskan, praktek dugaan pungli terlihat diduga sudah sangat teroganisir. Sebab pembayaran dikoordinir oleh salah satu oknum guru dan ketua komite sekolah. Namun bukti pembayaran yang tertera dalam kwitansi dan jenis bukti lainnya, ada. 

“Kami orang tua murid pun bingung atas perkataan pihak sekolah dan komite akan tagihan uang Komputer kepada masing-masing orang tua murid  atas kesepakatan bersama, sementara wali murid yang hadir dalam rapat tidak mencapai separuh dari total seluruh Siswanya,kalau diambil volingpun dari yang setengah yang hadir dari total siswa tidak mencapai separuhnya.,” ujarnya. 

Nada serupa juga disampaikan wali murid lainnya pada SMA Negeri 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar. Dia menyampaikan, pendidikan gratis hanya formalitas. Sebab orang tua selalu dibebankan untuk membayar kegiatan-kegiatan keperluan sekolah, seperti uang komputer. 

“Saya berharap, pihak berwenang yang mempunyai kebijakan harus memberantas pungli di sekolah tingkat SMA Negeri 1 Perhentian Bangkinang Kabupaten Kampar ini. Dan para instansi pemerintah Provinsi Riau dan Pusat, juga harus turun ke lapangan, bagaimana kondisi pendidikan di Kabupaten Kampar," katanya. 

Sementara Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kampar, Fajri ketika hendak diminta tanggapannya oleh awak media guna menindak kasus dugaan pungutan liar di SMAN 1 Perhentian Raja Kabupaten Kampar sebagaimana harapan ortu siswa disertai bukti-bukti yang diperoleh awak media, hingga berita ini terpublish kontak via hendphon Kasat Reskrim, belum aktif. [Ismail]

Terkini