Surat Terbuka Untuk Presiden, Warga Ketakutan pada Polisi

Rabu, 04 Mei 2016 | 00:00:17 WIB

Metroterkini.com - Masyarakat Desa Tarantang Kabupaten Kampar berkirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meminta perlindungan keamananan. Pasalnya ratusan polisi bersenjata lengkap dengan mobil artileri perang memasuki kampung mereka seakan-akan terjadi kerusuhan hebat.

Berikut ini isi surat lengkap masyarakat Desa Tarantang Kabupaten Kampar secara lengkap yang dikirim ke media-media di Riau.

Kepada Yang Mulia
Bapak Presiden RI Joko Widodo
di Istana Negara

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Bapak Presiden,

Tolonglah kami Pak...
Tolonglah kami Pak...
Tolonglah kami Pak...

Lindungi kami Pak...
Kami sampaiksan kepada Bapak, bahwa kami siswa MTs Terantang sebanyak 122 orang,  MA Terantang sebanyak 54 orang, dan sebagai Santri Tahfis Al Zahra Al Jannah sebanyak 180 orang, PDTA Hikma bersama sebanyak 62 orang yang berada di Kampar-Riau,  
Dengan ini meyampaikan keluhan kepada Bapak Sebagai berikut :

1.  Pada hari Selasa (26 /04/2016), sekitar pukul 10.00 WIB, kampung kami didatangi orang yang berbaju coklat sebanyak 500 orang, memakai mobil perang dan roda empat sebanyak 13 buah,  yang kata orang tua kami Polisi dan Brimob. Masyarakat kami Menjerit ketakutan dan berlari-larian, akibat takut, ada yang menabrak tembok, terjun ke sungai, ibu-ibu kami menangis beguling-guling di tanah, dan di jalan. Kamipun anak sekolah bertanya-tanya, tapi tidak ada satupun jawaban yang kami peroleh. Sore menjelang malam barulah kami tau bahwa pak Polisi itu datang untuk menangkap ayah kami.

2. Karena ayah kami tidak di rumah lari ke hutan, dan ibu kami terus menangis, sementara lampu dirumah padam. Kami ketakutan, kami tak bisa belajar malam. Sementara Ujian Nasional (UN) tinggal beberapa hari lagi. Keesokan harinya, sampai hari selasa tanggal 03 mei 2016, Kami takut ditangkap pak Polisi. Apalagi pada hari Senin tanggal 2 Mai 2016, kami mendegar letusan-letusan dari senjata pak Polisi.
Kami takut pak...
Kami takut pak...
Kami takut pak...

3. Karena takut kami yang luar biasa, kami sepakat untuk tidak sekolah dan melaksakan ujian sampai kampung kami tidak di masuki pak Polisi.

4. Pada hari Selasa taggal 3 Mai 2016, kami masih melihat mobil truk polosi dengan lengkap senjatanya, berkeliaran di kampung kami, dan kami berlarian bersama orang tua mencari tempat  yang aman.

5. Tolonglah kami pak Presiden Jokowi, demi masa depan kami....
Harapan kami, jangan ada lagi Polisi berkeliaran di kampung kami, karena kami melihat ibu-ibu  kami di jeret dan di lempar ke semak-semak...
Kami yakin, karena Bapak Presiden mampu mengayomi dan melindungi kami.

Dari Kami siswa MA dan MTs Terantang, SD Negeri o14, SD 009, PDTA Hikma Bersama, dan TK Karya Hikma Bersama, Kampar-Riau.

Sementara Kapolres Kampar AKBP Ery Apriyono Sik saat di konfirmasi metroterkini.com, terkait keluhan anak-anak sekolah itu tidak benar, karena anggotanya selalu ada di desa Terantang.

"Kami harapkan kepada masyarakat, mereka tidak perlu takut terhadap aparat kepolisian di daerah mereka. Itu tidak perlu ditakuti," ungkap Kapolres.

Ia juga mengaku, pihak Polda Riau disana hanya sifatnya membantu, karena anggota kepolisian yang ada disana itu dari pihak Polres Kampar, Rabu (4/5).

Awal kejadian bermula dari pembakaran barak pekerja dan kantor koperasi di desa Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau. Seperti diketahui, Hermayalis adalah Ketua Koperasi Iyo Basamo yang digulingkan melalui Rapat Anggota Luar Biasa. Setelah digulingkan, kisruh koperasi semakin memanas dan berujung pembakaran barak pekerja dan kantor koperasi.

Kini, polisi sedang memburu warga diduga pelaku pembakaran aset koperasi tersebut. Dirkrimum Polda Riau Kombes Rivai Sinambela memimpin operasi penangkapan yang melibatkan ratusan personil Polda Riau dan Polres Kampar, Selasa (26/4/16) lalu. Rivai di hadapan warga, mengumumkan 10 warga menjadi target.

Sejak kejadian itu, desa Terantang terus diawasi polisi dan Brimob dengan kelengkapan penuh dan masyarakat melihatnya seperti suasana perang.
Ketakutan anak-anak di desa itu sampai tidak masuk sekolah mendapat perhatian dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau. Kemenag meninjau banyaknya pelajar tidak masuk sekolah, Selasa (3/5/16).

Humas Kanwil Kemenag Riau Darwison didampingi sejumlah staf dan Kepala Kantor Kemenag Kampar Fairus turun ke Terantang. Kepala Kantor Kemenag Pekanbaru Edwar S. Umar yang juga putra kelahiran Terantang juga ikut.

Kemenag bertemu dan berdialog dengan ratusan warga yang didominasi kaum ibu. Asnidar, seorang ibu menuturkan, ketakutan anak-anak muncul sejak ratusan personil kepolisian gabungan Brimob Polda Riau dan Polres Kampar datang ke Terantang, Selasa (26/4/16) lalu.

"Apalagi kemarin (Senin, 2 Mei 2016) ada tembak-tembakan Buser yang memburu bapak-bapak kami," ujar Asnidar. Jangan anak-anak, kata dia, orang tua juga dirundung ketakutan.

Asnidar menuturkan, tembakan itu terjadi di hadapan seorang pelajar MTs Negeri Terantang Kecamatan Tambang, Senin sore. Anak itu berencana pergi menggembalakan Kambing di ladang sambil memegang telepon seluler.

"Jumpalah sama Buser. Diminta telepon anak itu. Anak itu nggak mau ngasi. Di situlah tembak-menembak itu. Bagaimana nggak takut anak-anak," ujar Asnidar. Ditambah lagi, Senin pagi terjadi kebakaran sebuah rumah warga bernama Firman, adik Hermayalis dan suasana semakin mencekam. [ali]

 

Terkini