Massa Koptan Rebosisasi Mandiri Tambusai Utara Nyaris Bentrok

Selasa, 03 Mei 2016 | 00:00:17 WIB

Metroterkini.com - Permasalahan kasus kawasan Hutan Lindung yang terletak di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang sekarang dikuasai oleh PT. TORGANDA hingga saat ini tidak pernah tersentuh hukum.

Anehnya kawasan hutan lindung tersebut sudah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 2008 lalu Dinas Kehutanan Rokan Hulu telah menunjuk Kelompok Tani Reboisasi Mandiri yang diketuai oleh Paimin untuk mengembalikan fungsi hutan lindung. Tapi sayang, program reboisasi yang dicanangkan tersebut dimanfaatkan oleh beberapa oknum, sehingga kawasan hutan lindung tersebut sudah berubah fungsi menjadi lautan kebun sawit.

Merasa tidak senang dengan kepentingan beberapa oknum terkait alih fungsi hutan lindung, Kelompok Tani Reboisasi Mandiri yang telah ditunjuk oleh pemerintah, melalui proses panjang bahkan sudah menyampaikan hal tersebut kepada pihak Kementerian Kehutanan di Jakarta, sekitar 894 anggota Kelompok Tani Reboisasi Mandiri Desa Simpang Harapan Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu nyaris bentrok dengan Karyawan PT. Tor Ganda, Selasa (3/5/16).

Peristiwa itu terjadi di lahan reboisasi Hutan Lindung Mahato yang di programkan oleh pemerintah untuk memanfaatkan lahan ditanami tanaman kayu batang.

Terpantau dilapangan, dari kelompok perusahaan yang datang sekitar 60 orang dengan membawa senjata tajam berupa samurai, tojok dan dodos. Sementara dari pihak kelompok tani hanya membawa cangkul dan parang babat yang rencananya digunakan untuk menanam bibit bantuan dari Pemerintah.

Namun, peristiwa itu tidak sempat terjadi karena pihak dari Kapolsek dan jajarannya yang menengahi kedua belah pihak, untuk melakukan mediasi di Dinas Kehutanan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu.

Kapolsek Tambusai Utara AKP  Yuli Afdal yang didampingi Kanit Reskrim Johannes Tindaon menyampaikan kepada awak media mengatakan, kedatangannya dilokasi tersebut hanya untuk pengamanan agar tidak terjadi bentrok fisik yang bisa merugikan kedua belah pihak. Karena hal ini sudah merupkan tugas penegak hukum untuk menjaga kemananan dan ketertiban ditengah masyarakat.

"Kita bersyukur situasi bisa di kendalikan sehingga tidak terjadi bentrok fisik diantara kedua belah pihak, Kelompok Tani Reboisasi Mandiri kembali pulang dan karyawan perusahaan kembali menarik diri," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Koptan Reboisasi Mandiri, Paimin, mengatakan dirinya berani mengajak seluruh anggotanya ke Lahan Reboisasi, sebab dasar pada 2008 silam, dirinya diberikan rekomendasi Dari Dinas Kehutanan untuk membina 3000 Hektar lahan Hutan Lindung Mahato untuk dilakukan program Reboisasi.

"Namun pada tahun 2011 lalu, lahan tersebut dirampas oleh PT. Torganda, jadi kita ingin merebut kembali hak kita," katanya.

Dirinya bersama ratusan kelompok tani ingin mendukung program pemerintah untuk menanam satu juta pohon.

"Hari ini rencananya kita akan menanam 50 ribu batang pohon dilahan reboisasi, namun kita dilahalangi oleh pihak perusahaan," ucapnya.

Atas nama Koptan Reboisasi Mandiri, dirinya akan tetap komit untuk memperjuangkan hak kelompok tani hingga darah penghabisan. “Kita hari ini mengalah, tapi bukan berarti kalah. Sebagai Ketua Koptan Reboisasi, saya akan berada di barisan paling depan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat,” tegasnya lagi.

Namun, Paimin merasa sangat kecewa kepada pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Rokan Hulu yang tidak ikut dalam penanaman ribuan batang pohon di lahan reboisasi. Sementara program reboisasi tersebut merupakan bagian dari program yang telah dicanangkan sebelumnya. Dirinya berharap kepada penegak hukum dan pemerintah untuk bisa melihat rakyatnya dibawah yang tertindas.

"Kami Koptan Reboisasi Mandiri akan menunggu jawaban dari Pemerintah dalam hal ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu untuk mencarikan solusi, sehingga hutan lindung dapat terjaga kelestariannya jangan sampai dimanfaatkan oleh oknum pengusaha yang semata-mata mencari keuntungan bisnisnya semata tanpa memikirkan dampak sosial dan lingkungannya," pungkasnya. [man]

 

Terkini