Metroterkini.com - Dalam sebulan terakhir, warga Dusun Batang Samo di Desa Suka Maju, Kecamatan Rambah terus dibayangi keresahan akibat ulah pelaku pencurian kelapa sawit yang dikenal dengan sebutan "ninja sawit".
Pencurian yang dilakukan secara terorganisir ini terjadi hampir setiap malam hingga dini hari, bahkan parahnya, aksi nekat tersebut sering dilakukan di siang bolong.
Para ninja sawit tidak lagi takut atau merasa perlu bersembunyi, mereka beroperasi secara berkelompok dan terang-terangan mengambil tandan buah segar milik warga. Hal ini semakin membuat masyarakat Batang Samo was-was dan merasa tidak aman.
Menurut keterangan warga, maraknya aksi pencurian ini diduga terkait dengan meningkatnya peredaran narkoba jenis sabu di daerah tersebut.
Beredar kabar bahwa ada seorang bandar narkoba yang masih bebas beroperasi di wilayah Batang Samo dan diduga menjadi otak di balik aksi pencurian sawit ini. Masyarakat menduga para pelaku ninja sawit mencuri untuk mendanai pembelian narkoba, terutama sabu.
Basri Lubis (68), seorang tokoh adat Batang Samo, menyatakan bahwa masyarakat sudah tidak tahan lagi dengan kondisi ini. Ia meminta agar pihak kepolisian dalam hal ini Polres Rokan Hulu untuk segera mengambil tindakan tegas.
"Kami meminta bapak Kapolres Rokan Hulu, AKBP Budi Setiyono, S.I.K., MH, memerintahkan personelnya menindak tegas para pelaku ninja sawit serta membasmi peredaran narkoba di wilayah kami," tegas Basri, Jum'at (13/9/2024).
Situasi di Batang Samo ini memerlukan perhatian serius dari pihak berwajib, mengingat keresahan warga semakin memuncak. Selain merugikan secara ekonomi, aksi para ninja sawit ini juga mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat.
Harapan warga kini tertuju pada aparat penegak hukum agar segera turun tangan dan menghentikan segala bentuk kejahatan yang meresahkan tersebut.
Masyarakat berharap dengan tindakan tegas dari kepolisian, baik terhadap pencurian sawit maupun peredaran narkoba, keamanan di wilayah Batang Samo dapat segera pulih. Jika hal ini terus dibiarkan, dikhawatirkan akan terjadi konflik sosial yang lebih besar dan mengancam stabilitas daerah.[man]