Metroterkini.com - Permen metafetamin di Selandia Baru tengah bikin heboh. Betapa tidak, metafetamin sendiri dikenal sebagai salah satu senyawa yang biasa ditemukan dalam narkoba.
Hal ini bermula saat sebuah badan amal yang berbasis di Auckland, Selandia Baru tanpa sengaja mendistribusikan permen yang berisi metamfetamin.
Permen tersebut kemudian diketahui memiliki kandungan metamfetamin yang cukup besar, bahkan berpotensi mematikan. Padahal, paket makanan berisi permen ini hendak disumbangkan.
Melansir CNN, Auckland City Mission mengatakan kepada media setempat pada Rabu (14/8), staf badan amal itu langsung menghubungi sekitar 400 orang untuk melacak paket yang berisi permen tersebut.
Polisi pun langsung melakukan penyelidikan dan mengaitkan kasus tersebut ke dalam tindak kriminal berbahaya.
Permen metamfetamin di Selandia baru ini memiliki bentuk yang menarik layaknya camilan manis lainnya. Namun nyatanya, permen ini hanya balok padat metamfetamin yang dibungkus dalam bentuk permen.
Yayasan Narkoba Selandia Baru mengatakan, jumlah metamfetamin dalam setiap permen bahkan mencapai 300 kali lipat dari kadar yang biasanya dikonsumsi seseorang. Dengan dosis ini, permen bisa sangat mematikan.
Metamfetamin sendiri merupakan stimulan yang kuat dan sangat adiktif. Zat ini bisa memengaruhi sistem saraf pusat.
Bentuknya berupa bubuk kristal berwarna putih, tidak bau dengan rasa pahit yang mudah larut di air atau alkohol.
Juru bicara yayasan Ben Birks Ang mengatakan, menyamarkan narkoba sebagai barang yang tidak berbahaya jadi teknik penyelundupan lintas batas yang umum dilakukan. Dia menduga, lebih banyak 'permen' yang didistribusikan ke seluruh Selandia Baru.
Pejabat kota Auckland Helen Robinsosn menyebut, delapan keluarga, termasuk sedikitnya satu anak, telah melaporkan konsumsi permen yang terkontaminasi ini. Namun, tidak ada laporan warga yang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Kebanyakan warga langsung memuntahkan makanan dan permen tersebut karena dianggap memiliki rasa yang 'menjijikan'.
Lembaga amal tersebut juga dinilai tidak terlibat dalam distribusi permen metafetamin di Selandia Baru ini. Mereka hanya menerima paket makanan yang produksinya telah dilakukan secara tertutup sebelum diterima.
Permen-permen ini juga telah disumbangkan sejak enam minggu lalu. Tak jelas berapa banyak yang telah disumbangkan dalam kurun waktu ini.[**]