Metroterkini.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP mengaku turut mendengar kabar dua menterinya bakal dicopot dalam wacana kocok ulang kabinet Joko Widodo atau reshuffle yang menguat dalam beberapa waktu terakhir.
Ketua DPP PDIP, Deddy Yevry Sitorus mengaku mendengar kabar tersebut sejak pekan lalu. Semula, pergantian kata dia hanya menyasar Menteri ESDM Arifin Tasrif. Namun, kabar terbaru ada dua menteri PDIP yang masuk daftar.
"Nah, sekarang tambah lagi info, ada namanya Pak Laoly [Menkumham] dan Bu Bintang [Menteri PPPA], kita enggak tahu yang mana," kata Deddy lewat sambungan telepon, Selasa (13/8).
Kabar tersebut juga dibenarkan oleh narasumber lain di internal koalisi pemerintah.
Meski begitu, menurut Deddy, prinsipnya reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Dia karena itu mengaku tak mempermasalahkannya. Menurut dia, PDIP sejak awal hanya berkomitmen untuk terus mengawal pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga akhir.
"Kecuali memang merasa tidak membutuhkan lagi. Kalau tidak membutuhkan lagi itu hak preogatifnya silakan saja. Kita nggak ada masalah," katanya.
Sementara, Juru Bicara DPP PDIP Chico Hakim berharap reshuffle kabinet ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pihaknya menyoroti masalah ekonomi dalam beberapa waktu terakhir.
Chico mengaku pihaknya juga berharap agar reshuffle tak hanya dilakukan untuk bagi-bagi jabatan.
"Dan banyak hal lagi terkait dengan percepatan IKN yang perlu juga dievaluasi. Jadi hadapan kami reshuffle bukan untuk bagi-bagi jabatan, utamanya juga dengan alasan sinkronisasi dengan pemerintahan ke depan," katanya.[**]