Metroterkini.com - Kementerian Pertahanan AS atau yang biasa disebut Pentagon sedang menginvestigasi beberapa tangkapan layar (screenshots) yang diduga memuat informasi rahasia terkait Ukraina.
Tangkapan layar milik AS dan NATO tersebut beredar di media sosial. CNN melaporkan, pejabat AS mengatakan dokumen tersebut merupakan bagian dari slide asli dan bagian dari dek intelijen harian yang lebih besar.
Dek tersebut dibuat oleh Pentagon tentang perang Ukraina vs Rusia. Namun, beberapa bagian tangkapan layar tersebut tampaknya sudah diedit.
Wakil Sekretaris Media Pentagon, Sabrina Shing dilaporkan tidak mempertimbangkan keabsahan dokumen tersebut. Namun dalam sebuah pertanyaan, Pentagon kabarnya “menyadari ada laporan soal unggahan di media sosial tersebut dan Pentagon sedang mengkajinya.”
Kemunculan dokumen itu, entah asli atau palsu, telah menaruh lebih banyak fokus terhadap kapan serangan balik Ukraina yang terencana akan dimulai dan apakah, jika ada, yang diketahui kedua belah pihak tentang persiapan pihak lain untuk itu.
Satu foto yang beredar di kanal Telegram Rusia dan dikaji oleh CNN adalah sebuah foto salinan dalam bentuk cetak sebuah dokumen berjudul “US, Allied & Partner UAF Combat Power Build.”
Dokumen tersebut, yang berasal dari Februari dan ditandai sebagai rahasia, memuat susunan jumlah senjata pihak Barat yang sedang dimiliki Ukraina, perkiraan pengantaran sistem senjata tambahan, dan pelatihan yang telah atau akan diterima Ukraina terkait sistem tersebut.
Dokumen lain berjudul "Russia/Ukraine Joint Staff J3/4/5 Daily Update (D+370)" dan ditandai juga sebagai rahasia. Label J3 merujuk kepada direkturat operasional dari staf militer gabungan AS.
Sementara, J4 menangani logistik dan mesin, serta J5 terkait strategi yang diajukan, dan rekomendasi kebijakan serta rencana. "D+370" merujuk ke tanggal dokumen tersebut dihasilkan: 370 hari setelah hari pertama invasi Rusia.
Lebih lanjut, dokumen ketiga yang juga dilabeli rahasia kelas atas merupakan sebuah peta yang menunjukkan status konflik per 1 Maret. Peta tersebut menunjukkan lokasi dan ukuran batalion Rusia dan Ukraina beserta jumlah kehilangan di kedua belah pihak.
Jumlah korban dalam dokumen tersebut lah yang diprediksi para pejabat Pentagon telah diedit. Pasalnya, mereka meyakini, jumlah korban di pihak Rusia lebih banyak daripada "16.000-17.500 yang gugur dalam pertempuran", seperti yang tertera dalam dokumen tersebut.
Di sisi lain, dokumen itu pun mencantumkan jumlah warga Ukraina yang meninggal dunia yakni 61.00-71.500. Sama seperti jumlah korban di pihak Rusia, pejabat Pentagon meyakini jumlah di pihak Ukraina telah diedit untuk terlihat lebih banyak daripada estimasi mereka.
New York Times, yang pertama kali mengungkap investigasi Pentagon, melaporkan, beberapa foto yang beredar di internet menggambarkan teknologi intelijen yang bisa berguna untuk Rusia.
Contohnya adalah soal seberapa cepat Ukraina mengeluarkan amunisi yang digunakan dalam sistem roket yang disediakan AS.
Penasehat Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan via kanal telegramnya bahwa dokumen tersebut sengaja dibocorkan oleh pihak Rusia. Menurut dia, dokumen tersebut tidak autentik dan "tidak berkaitan dengan rencana nyata Ukraina" sekaligus dibuat berdasarkan “jumlah informasi fiktif yang besar.”
"Rusia sedang mencari cara untuk menyita informasu, mempengaruhi rencana skenario serangan balik Ukraina," kata dia.
"(Mereka) mencoba menimbulkan keraguan, kompromi terhadap rencana sebelumnya dan menakut-nakuti lewat kewaspadaan mereka. Tetapi ini hanya permainan standar intelijen Rusia dan tidak lebih. Ini tidak ada kaitannya dengan rencana sesungguhnya Ukraina," ujarnya menambahkan. **