Metroterkini.com - Ramadan tahun ini akan diwarnai dengan fenomena langit Gerhana Matahari Total (GMT). Hal itu dijelaskan Tim Astrofotografi Universitas Brawijaya.
Gerhana matahari total tersebut dapat diamati di Indonesia bagian timur dan Indonesia bagian tengah. Sedangkan di Indonesia bagian barat hanya dapat mengamati gerhana matahari parsial (sebagian).
Fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada tanggal 20 April 2023 mendatang dengan pembagian waktu yang berbeda setiap daerahnya.
Dikutip melalui laman Observatorium Bosscha ITB dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari kali ini menjadi salah satu fenomena alam spesial.
Sebab gerhana matahari yang akan terjadi pada 20 April 2023 itu berupa gerhana Matahari hybrid. Hal ini sangat langka dan jarang terjadi. Gerhana matahari hybrid berarti gerhana matahari total di sebagian negara dan gerhana Matahari parsial di bagian lainnya.
Johan Muhamad Peneliti Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan GMT di wilayah timur Indonesia akan berlangsung selama 1 menit 16 detik.
Beberapa wilayah yang akan dilalui GMT tersebut yakni Kabupaten Fakfak, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten teluk Wondama, Kabupaten Kepulauan Yapen dan beberapa daerah lain di Papua Barat dan sebagian Timor Leste.
Diperkirakan penampakan GMT 2023 akan terjadi pada pukul 12.20 WIT atau 10.20 WIB dan puncaknya pada 13.57 WIT atau 11.57 WIB.
Sedangkan detikers di Jakarta dan wilayah Indonesia Barat lainnya bisa menyaksikan Gerhana Matahari Parsial pada pukul 09.29 WIB dengan puncaknya pada 10.45 WIB.
Gerhana matahari tidak bisa disakasikan langsung dengan mata telanjang. hal itu akan berbahaya bagi mata. Untuk itu detikers yang berniat mengamati gerhana Matahari dapat dilakukan dengan teleskop yang dilengkapi filter matahari atau kacamata khusus gerhana Matahari.
Melihat gerhana matahari secara langsung dapat mengakibatkan gangguan dan kerusakan pada jaringan halus mata.**