Metroterkini.com - Seorang oknum staf di salah satu Kantor Urusan Agama (KUA) di Kabupaten Siak diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswi kelas III salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Siak.
Keluarga korban menceritakan dugaan aksi tercela oknum itu yang dilakukan pada 16 November 2022. Bermula dari berangkatnya para siswa-siswi sekolah itu dalam kegiatan studi tour ke Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Oknum tersebut merupakan tour guide sekaligus pemilik bus carteran yang akan digunakan pergi ke Sumbar. Mereka menyewa 2 unit bus dan memberangkatkan peserta kurang lebih 80 orang.
Keluarga korban dilansir dari cakaplah, yang tak mau disebutkan identitasnya juga menceritakan bahwa dugaan kelakuan nakal oknum itu bermula saat rombongan sudah tiba di Bukittinggi pada siang hari kegiatan di sana. Oknum tersebut diduga mulai melakukan pendekatan intens dan terus 'nempel' ke korban.
Akibat aksinya, korban mulai merasa risih. Hingga malam harinya sekitar pukul 11.00 wib saat berada di dalam bus, aksi tercela dugaan cabul itu dilakukan oknum tersebut hingga pukul 4.00 wib subuh.
Saat itu korban tengah duduk berdua dengan temannya. Tiba-tiba sang oknum datang duduk menyempil di sela-sela bangku bus yang notabene hanya untuk dua orang.
Masih menurut cerita keluarga korban, oknum itu awalnya mengaku numpang duduk karena sudah tak ada lagi bangku kosong. Lama kelamaan dia diduga mulai menjamah si korban secara perlahan-perlahan. Satu tangannya mulai menggenggam tangan korban dan satunya lagi diduga mulai menyentuh bagian tubuh korban lainnya.
"Anak itu sampai takut dan tak bisa buat apa-apa, bahkan tidak tidur karena menepis tangan jahat si ustaz yang mencoba meraba-raba. Sekarang anak itu trauma," cerita keluarga seperti dilansir dari cakaplah.com, Rabu (23/11/2022).
Ia juga menceritakan oknum tersebut sempat mengambil smartphone milik korban agar korban tak mengirim pesan kemana pun.
Kejadian itu telah dilaporkan kepada pihak sekolah. Namun pihak sekolah seakan ingin melindungi oknum tersebut dan menyarankan menempuh jalan damai secara kekeluargaan.
Namun keluarga korban mengaku marah dan melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian resort (Polres) Siak didampingi kuasa hukum resmi menangani kasus anak, Ismail, SH.
Saat dikonfirmasi pada oknum yang bersangkutan, Rabu (22/11/2022) menyatakan bahwa kejadian sebenarnya bukan seperti yang diceritakan korban. Ia menyangkal tuduhan itu dan menyebutnya merupakan fitnah terhadap dirinya.
Ia mengklarifikasi bahwa sedikitpun dia tidak berniat melecehkan siapapun. Katanya, saat itu memang kondisinya tak ada tempat untuk duduk dan ia berinisiatif untuk mengambil tempat di dekat korban dan temannya, dan ia malah mengaku tak kenal dengan korban sehingga hal itu tidak mungkin terjadi seperti yang dituduhkan.
"Saya memang ada terpegang tangannya tapi bukan saya yang duluan, dia tertidur dan kemudian entah dia ngigau tiba-tiba memegang tangan saya seperti kekasihnya. Lalu saya pergi," katanya.
Dia menyangkal isu beredar tentang dirinya yang meraba-raba korban. Katanya, itu tak benar, hanya sebatas memegang tangan.
"Demi Tuhan tidak terbesit niat saya untuk melakukan itu, saya mungkin yang salah tetapi tidak seperti kabar yang beredar di masyarakat," ujarnya. [**]