Metroterkini.com - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) memanas. Pihak AS mengingatkan bahwa serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap kepentingan AS akan mengakibatkan "berakhirnya" rezim Kim Jong Un.
Ancaman ini disampaikan AS dalam sebuah dokumen strategi Departemen Pertahanan AS atau Pentagon yang dirilis pada Kamis (27/10) waktu setempat. Ancaman itu bukan tanpa alasan.
Pasalnya Korea Utara tengah aktif menembakkan rudal balistik ke sekitar wilayah Korea Selatan. Yang terbaru, Korea Utara (Korut) menembakkan "rudal balistik yang tak teridentifikasi" pada hari Jumat (28/10).
"Tidak ada skenario di mana rezim Kim dapat menggunakan senjata nuklir dan terus bertahan," demikian bunyi Laporan Strategi Pertahanan Nasional yang dirilis Pentagon, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/10/2022).
Pentagon mengatakan akan terus mencegah serangan Korea Utara melalui "postur ke depan," termasuk pencegahan nuklir, pertahanan udara dan rudal terintegrasi, dan koordinasi yang erat dan interoperabilitas dengan Korea Selatan.
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Jepang pada hari Selasa (25/10), Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman menegaskan bahwa Amerika Serikat akan sepenuhnya menggunakan kemampuan militernya, "termasuk nuklir," untuk membela sekutunya Korea Selatan dan Jepang.
Bulan lalu, Kementerian Pertahanan Korea Selatan memperingatkan Korea Utara bahwa menggunakan senjata nuklirnya akan menempatkannya pada "jalur penghancuran diri."
Ada kekhawatiran bahwa Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang akan melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak 2017.
Pada hari Selasa (25/10), Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan Korea Utara siap untuk kembali melakukan uji coba nuklir, yang akan menjadi uji coba nuklir yang ketujuh.
"Tampaknya mereka telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir ketujuh," katanya kepada parlemen Korsel.
Selain Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan juga turut melontarkan peringatan terbaru untuk Korea Utara. Ketiga negara itu menegaskan bahwa uji coba nuklir terbaru Korut akan menjamin adanya 'respons keras yang belum pernah ada sebelumnya'.
Seperti dilansir AFP, peringatan itu disampaikan setelah para Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) dari ketiga negara yang bersekutu itu menggelar pembicaraan di Tokyo. Ditegaskan ketiga Wakil Menlu bahwa negara mereka akan meningkatkan pencegahan di kawasan tersebut.
"Kami sepakat untuk semakin memperkuat kerja sama ... agar Korea Utara bisa segera menghentikan aktivitas-aktivitas ilegalnya dan kembali pada perundingan denuklirisasi," tegas Wakil Menlu Korsel Co Hyun-Dong dalam pernyataannya. [**]