Metroterkini.com - BMKG mengeluarkan imbauan mengenai potensi gempa berkekuatan 8,9 magnitudo dan tsunami di Bengkulu. Imbauan itu disampaikan dalam rangka mitigasi bencana, sehingga mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan bencana.
Analisis Gempa BMKG Kepahiyang Provinsi Bengkulu, Sabar Ardiansyah awalnya menyesalkan informasi yang beredar di masyarakat hanya berfokus terhadap peristiwa bencana dan potensi ancaman.
"Jika pola pemberitaan kebencanaan seperti ini terus dilanjutkan, sangat dikhwatirkan sasaran jangka panjang untuk mewujudkan masyarakat paham mitigasi sulit terwujud. Karena pemberitaan terlalu fokus seputar ancaman dan selalu minim informasi upaya apa yang perlu dilakukan ke depan," kata Sabar, Jumat (26/8/2022).
Sabar menjelaskan, potensi gempa di Bengkulu dengan kekuatan di atas 8 magnitudo memang ada dan itu sudah dipetakan. Namun, kapan waktunya belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara pasti. Begitu juga besaran pastinya ketika terjadi, belum bisa diprediksi.
"Di dalam ketidakpastian itu, yang paling penting kita siapkan adalah usaha mitigasi. Baik mitigasi struktur maupun non-struktur harus diperkuat di sepanjang kawasan berpotensi terdampak tsunami," jelas Sabar.
Sabar mengungkapkan, mengambil pelajaran pasca terjadi gempa-tsunami 2011, Jepang membagi kawasan pesisir menjadi dua bagian. Kawasan pertama adalah kawasan berjarak satu kilometer dari bibir pantai, merupakan kawasan yang terkena dampak tsunami dengan periode ulang 30-150 tahun. Sedangkan kawasan kedua berjarak tiga kilometer dari bibir pantai, yaitu kawasan yang terkena dampak tsunami dengan periode ulang di atas 200 tahun.
Kedua kawasan ini tidak boleh diisi dengan pemukiman. Kawasan pertama hanya boleh dimanfaatkan untuk pariwisata dan konservasi. Sedangkan kawasan kedua hanya boleh dimanfaatkan untuk industri dan pertanian. Tentunya dengan syarat ketat mendirikan bangunan tahan gempa.
"Untuk kawasan pesisir yang belum terjadi tsunami namun sudah padat penduduk, edukasi dan pelatihan evakuasi menjadi program utama. Jepang melakukan gladi evakuasi tsunami di kawasan rawan tsunami setidaknya tiga kali dalam satu tahun," ungkap Sabar.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebut wilayahnya memang kerap dilanda gempa, sehingga orang akan menganggapnya biasa saja.
"Bagi orang Bengkulu gempa itu memang sudah sangat biasa terjadi, bahkan pasca gempa 6,5 magnitudo kemarin, gempa susulan dengan kekuatan 3, 4 juga terjadi. Dengan kejadian seperti itu sebagaimana analisa dari BMKG mengatakan kalau sering terjadi gempa yang kecil-kecil, 3, 4, 5 pada skala richter," ujar Rohidin ketika dimintai konfirmasi, Kamis (25/8/2022).
"Bagi orang Bengkulu itu akan biasa, kemungkinan terjadinya gempa besar menjadi kecil peluangnya, " lanjut Rohidin.
Rohidin menyebut apabila gempa kecil sering terjadi, maka bisa saja gempa dengan kekuatan besar tidak terjadi lagi. "Gempa itu sudah sering terjadi dengan terjadinya energi potensial gempa itu menjadi melemah," jelas Rohidin.
Rohidin meminta agar masyarakat tenang. Namun harus tetap waspada dan mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan kemungkinan terjadi.
"Kita tetap berkeyakinan bahwa namanya musibah atau bencana itu Kan datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala dan kalau memang Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan kita yakin bahwa tidak akan pernah jatuh selembar daun pun di atas pohon daun kering sekalipun ke atas bumi kalau tidak atas ketentuan dan ketetapan nya apalagi dalam bentuk Kejadian gempa sebesar itu," harap Rohidin. [**]