Metroterkini.com - Laju pergerakan harga atau inflasi di Sumatera Utara pada Juli 2022 mencapai 0,31 persen. Sementara salah satu kota IHK di Sumut, Gunungsitoli mengalami inflasi yang paling tinggi dibanding kota IHK lain di Pulau Sumatera.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi di Gunungsitoli pada Juli 2022 mencapai 1,81 persen. Meski turun dibanding Juni 2022 yang mencapai 2,72 persen, laju inflasi di Gunungsitoli justru yang paling tinggi.
"Gunung Sitoli masih memberikan tekanan harga tertinggi 1,81 persen. Di Gunungsitoli kita melihat bagaimana cabai merah memberikan andil tertinggi 0,86 persen, tarif angkutan udara 0,37 persen, bahan bakar rumah tangga seperti gas 12kg sebesar 0,33 persen," ungkap Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin , Senin (1/8/2022).
Nurul mengungkapkan bahwa tingginya inflasi di Gunungsitoli disebabkan oleh cabai merah, tarif angkutan udara dan gas. Nurul mengakui bahwa saat ini harga gas perlahan merangkak naik di beberapa daerah yang menjadi faktor pendorong inflasi.
"Kalau kita lihat besaran bahan bakar rumah tangga untuk gas 12 kg mencapai harga Rp 300 ribu di Gunungsitoli sementara di kota Medan mencapai Rp 215 ribu per tabungnya dan di Sibolga sebesar Rp 220 ribu per tabung," ujarnya.
Selain Gunungsitoli, inflasi juga terjadi di Sibolga sebesar 1,07 persen, Padang Sidempuan sebesar 0,59 persen dan Kota Medan 0,27 persen. Sementara itu, untuk Gabungan 5 kota IHK, inflasi di Sumut sebesar 0,31 persen.
Sementara itu, deflasi terendah Indonesia dipegang oleh Pematangsiantar sebesar 0,04 persen. Adapun faktor penyumbang deflasi yaitu minyak goreng sebesar -0,19 persen, daging ayam ras -0,13 persen, tomat dan sawi hijau -0,03 persen.
Melihat angka inflasi di Sumut saat ini, Nurul meminta perlunya pengawasan agar inflasi dapat terus terkendali. Hal ini lantaran persentase inflasi Sumut sudah lebih tinggi dibanding nasional secara YoY.
"Kira perlu memberikan perhatian inflasi secara Year on Year dimana kita sudah mencapai 5,62 persen. Ini sudah lebih tinggi dari nasional sebesar 4,94 persen. Masih ada waktu 5 bulan ke depan untuk mengawal agar target 2-4 persen bisa tercapai di target pengendalian inflasi di Sumut," pungkasnya. [**]