Miliaran Orang di Dunia Terancam Hilang Pendengaran 

Miliaran Orang di Dunia Terancam Hilang Pendengaran 

Metroterkini.com - Lebih dari satu miliar orang usia 12-35 tahun di dunia terancam kehilangan pendengaran. Hal itu disampaikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini dalam laporannya tentang pendengaran. Pada 2050, potensi tersebut diduga meningkat menjadi hampir 2,5 miliar atau 1 dari 4 orang di dunia mengalami gangguan pendengaran tingkat tertentu. 

700 juta di antaranya akan membutuhkan akses perawatan telinga dan pendengaran serta layanan rehabilitasi lainnya, kecuali jika ada tindakan pencegahan yang diambil. 

Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pendengaran adalah sesuatu yang sangat berharga. "Kemampuan kita untuk mendengar sangat berharga. Gangguan pendengaran yang tidak diobati dapat berdampak buruk bagi kemampuan orang untuk berkomunikasi, belajar, dan mencari nafkah," kata Tedros. 

"Ini (gangguan pendengaran) juga dapat berdampak bagi kesehatan mental dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan," imbuhnya. 

Laporan yang dirilis pada 3 Maret 2022 itu tidak hanya menguraikan skala masalah, tetapi juga menawarkan solusi dalam bentuk intervensi berbasis bukti. WHO menggarisbawahi, upaya cepat untuk mencegah dan mengatasi gangguan pendengaran adalah dengan berinvestasi serta memperluas akses ke layanan perawatan telinga dan pendengaran. 

Penyebab gangguan pendengaran dan rekomendasi WHO Risiko kehilangan pendengaran pada anak dan remaja berkaitan dengan penggunaan peralatan audio personal dan paparan suara yang bisa merusak pendengaran, seperti di klub malam, bar, konser, dan acara olahraga. 

Hampir 60 persen gangguan pendengaran dapat dicegah melalui imunisasi untuk pencegahan rubella dan meningitis, peningkatan perawatan ibu dan bayi, dan skrining dan manajemen dini. 

Sementara itu, pengendalian kebisingan, pendengaran yang aman dan pengawasan obat-obatan ototoksik dengan menjaga kebersihan telinga dapat membantu mengurangi potensi gangguan pendengaran pada orang dewasa. 

WHO menjelaskan, paparan suara keras menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau tinnitus. Akan tetapi, paparan yang lama atau berulang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran permanen, serta mengakibatkan gangguan pendengaran yang tidak dapat diperbaiki. 

Oleh karena itu, WHO memberikan enam rekomendasi di tempat atau acara tertentu untuk membatasi gangguan pendengaran. 

1. Tingkat suara rata-rata maksimum 100 desibel. 
2. Pemantauan langsung dan perekaman tingkat suara menggunakan peralatan terkalibrasi oleh staf yang ditunjuk. 
3. Mengoptimalkan akustik tempat dan sistem suara untuk memastikan kualitas suara yang menyenangkan dan mendengarkan dengan aman. 
4. Menyediakan pelindung pendengaran pribadi untuk audiens termasuk petunjuk penggunaan. 
5. Akses ke zona tenang bagi orang untuk mengistirahatkan telinga dan mengurangi risiko kerusakan pendengaran. 
6. Penyediaan pelatihan dan informasi kepada staf. [**]

Berita Lainnya

Index