Metroterkini.com - Jumlah korban perang Rusia Ukraina terus bertambah. Menteri Kesehatan Ukraina mengatakan pada Sabtu (26/2/2022), bahwa 198 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, telah tewas sejauh ini oleh pasukan Rusia yang menyerang negara pro-Barat.
"Sayangnya, menurut data operasi, di tangan penjajah kami memiliki 198 orang tewas, termasuk 3 anak-anak," tulis Menteri Kesehatan Viktor Lyashko di Facebook, dikutip dari Kantor Berita AFP.
Sementara, Lyashko menambahkan, sebanya 1.115 warga ditemukan terluka termasuk 33 anak-anak. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis (24/2/2022), mengatakan 137 warga Ukraina tewas setelah negaranya diserang besar-besaran dari pasukan Rusia.
"Hari ini (Kamis) kami telah kehilangan 137 pahlawan kami, warga negara kami. Militer dan sipil," kata Zelensky dalam pidato yang direkam dalam video.
Sementara saat itu ada 316 orang yang teridentifikasi mengalami luka-luka akibat operasi militer Rusia. Pasukan Rusia diketahui semakin dalam menyerang Ukraina. Pada Sabtu, tentara Ukraina dilaporkan telah memukul mundur serangan Rusia di ibu kota Kiev.
Hal ini terjadi setelah Presiden Volodymyr Zelensky bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskwa. Baca juga: Pasukan Rusia dan Ukraina Mulai Berebut Ibu Kota Kiev.
"Saya di sini. Kami tidak akan meletakkan senjata apa pun. Kami akan membela negara kami, karena senjata kami adalah kebenaran kami," kata Zelensky., ketika Rusia mengatakan telah menembakkan rudal jelajah ke infrastruktur militer Ukraina.
Mengenakan pakaian ala militer berwarna hijau zaitun dan terlihat lelah tetapi bertekad, Zelensky berseru bahwa Ukraina siap melawan Rusia.
"Kebenaran kami adalah bahwa ini adalah tanah kami, negara kami, anak-anak kami dan kami akan melindungi semua ini. Inilah yang ingin saya katakan kepada Anda. Kemuliaan bagi Ukraina!" kata Zelensku.
Itu adalah hari ketiga sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa dunia harus bersiap menghadapi perang yang panjang.
"Krisis ini akan berlangsung lama, perang ini akan berlangsung dan semua krisis yang menyertainya akan memiliki konsekuensi yang bertahan lama," kata Macron di sebuah pameran pertanian di Perancis. "Kita harus siap," tambahnya. [**]