Metroterkini.com - Pemerintah Emirat Islam Afghanistan mengumumkan bahwa lebih dari 50 militan Daesh/ISIS di provinsi Nangarhar Timur Afghanistan telah meletakan senjata.
“Sebanyak 55 pejuang yang terkait dengan kelompok teroris Daesh/ISIS telah meletakkan senjata,” kata sebuah pernyataan resmi dari markas intelijen Taliban di ibu kota provinsi, Jalalabad, seperti dikutip Anadolu Agency, Sabtu (6/11).
Menurut kepala badan intelijen, Direktorat Keamanan Nasional untuk wilayah Nangarhar, Dokter Bashir, pemerintah memberikan "pengampunan bersyarat" pada para anggota militan dan mantan pejuang yang telah melakukan kegiatan destruktif di Kot, Spin Ghar, dan Achin setelah dilakukan proses mediasi oleh tetua suku setempat.
"Jika ada (di antara para pejuang) yang melanggar (perjanjian itu) akan ada tindakan hukum yang tegas (terhadap mereka)," kata pernyataan itu mengutip kepala intelijen Taliban.
Masih dalam pernyataan itu, para militan yang menyerah telah menyesali tindakan mereka dan bersumpah untuk hidup damai di bawah Emirat Islam.
Pekan lalu, kelompok lain dari 65 militan telah menyerah di provinsi yang sama setelah terjadi peningkatan upaya pembunuhan berencana dan ledakan bom yang disebut-sebut akibat terjadinya keretakan antara Taliban dan Daesh/ISIS.
Awal bulan ini, Taliban mengklaim telah menggulung tempat persembunyian Daesh/ISIS di ibu kota Kabul. Kelompok itu diduga terkait dengan pemboman yang terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Kelompok itu juga mengklaim sebagai pelaku bom bunuh diri di Kandahar, mengatur berencana di provinsi Nangarhar dan Parwan dan bom bunuh diri besar lainnya di sebuah masjid komunitas Syiah di provinsi Kunduz utara yang telah menewaskan lebih dari 100 orang. [**]