Metroterkini.com - Perusahaan biotek Amerika Serikat (AS), Moderna, pada Minggu (31/10) waktu setempat menyatakan bahwa otoritas Amerika telah menunda persetujuan vaksin COVID-19 buatannya untuk remaja.
Penundaan ini dilakukan agar memberikan lebih banyak waktu untuk menilai dengan lebih baik potensi risiko mengalami miokarditis, atau peradangan jantung.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (1/11/2021), Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada Jumat (29/11) telah memberitahu pihak Moderna bahwa badan tersebut memerlukan waktu tambahan untuk mengevaluasi analisis internasional terbaru terkait risiko miokarditis setelah vaksinasi Moderna.
Moderna menambahkan bahwa evaluasi yang dilakukan untuk merekomendasi vaksin Moderna bagi anak berusia 12 hingga 17 tahun tersebut dapat berlangsung hingga Januari 2022 mendatang.
Miokarditis dan risiko terkait yaitu perikarditis (peradangan di sekitar jantung) sebelumnya dikaitkan dengan vaksin Pfizer dan Moderna, khususnya di kalangan remaja laki-laki dan pria muda.
Namun, risikonya jauh lebih tinggi setelah terinfeksi virus Corona. Demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus lalu oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). CDC menemukan bahwa "miokarditis setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA jarang terjadi dan umumnya ringan."
Otoritas AS pada Jumat (29/10) telah menyetujui vaksin mRNA lain yaitu Pfizer untuk anak berusia lima hingga 11 tahun, dalam dosis yang lebih kecil dibanding orang dewasa.
Moderna sebelumnya mengatakan sedang menunggu FDA untuk memutuskan apakah akan menyetujui vaksinnya untuk remaja di bawah usia 18 tahun, sebelum meminta persetujuan regulator itu untuk kelompok usia yang lebih muda. [**]