Memanajemen SDM Generasi Millenial di Era Society 5.0

Memanajemen SDM Generasi Millenial di Era Society 5.0
M Arphin Dita - Ilmu Administrasi Publik Universitas Riau

[Artikel] Generasi millenial sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0 atau Revolusi Industri Generasi ke empat. Dimana revolusi ini menitikberatkan pola digitalisasi dan otomasi disemua aspek kehidupan manusia. 

Generasi milenial mempunyai tantangan sendiri menghadapi era revolusi Digital (Society 5.0 Dan Revolusi industri 4.0) sebagian besar tumbuh dan berkembangan melalui pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi pengembangan generasi milenial.

Untuk itu, maka di perlukannya SDM yang kompeten sebagai aset bagi proses pengembangan generasi milenial yang siap akan problematika dan tantangan.

Dengan demikian, SDM menjadi bagian penting dalam proses pengembangan pendidikan bagi generasi milenial,. Terdapat lima domain SDM yang dipandang penting dalam pengembangan SDM bidang pendidikan.

Kelima domain tersebut adalah: profesionalitas, daya kompetitif, kompetensi fungsional, keunggulan partisipatif, dan kerja sama. Namun demikian, pengembangan terhadap kelima domain SDM tersebut diperlukan total quality qontrol (TQC) dan program diklat terpadu agar tercapai efektivitasnya.

Total quality qontrol (TQC) merupakan sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasaan pelanggan dalam hal ini generasi milenial. 

Era digital saat ini telah menjadikan pelayanan publik harus mampu beradaptasi dengan perilaku masyarakat yang cenderung menginginkan pelayanan yang efektif dan efisien, serta menginginkan proses birokrasi yang semakin mudah.

Adapun permasalahan yang muncul, yakni arah dan sikap dari masyarakat sebagai pengguna jasa dan membutuhkan akan pelayanan jasa sulit diprediksi serta semakin beragam. 

Melalui Society 5.0, kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan akan mentransformasi jutaan data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan.  

Generasi muda Indonesia, dalam hal ini, berperan sebagai masyarakat yang mengaplikasikan roadmap tersebut. Generasi muda harus siap menghadapi Era Society 5.0 di Indonesia dengan memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Karena SDM dalam negeri tak kalah berkualitas dengan SDM luar negeri.

Juga diharapkan dengan adanya Society 5.0 ini dapat mengembangkan SDM di negara Indonesia, melihat masih adanya kesenggangan SDM di berbagai bidang.

Society 5.0 sebagai komplemen Revolusi Industri 4.0, perlu diarahkan pada peran generasi muda untuk kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang.

Generasi muda memiliki perilaku kreatif dan inspiratif, cenderung membangun pola kerja mereka dengan keterampilan interpersonal yang kuat,. Generasi muda yang kreatif, inovatif dan produktif, sejak dini perlu diperkaya dengan keterampilan soft skill yang tertuang dalam Society 5.0. Tentu kemampuan paripurna tersebut diharapkan berhasil memenangkan persaingan di Era disruptif dan dunia tak berbatas. 

Jika kita bicara tentang generasi milenial, aneh rasanya bila tidak berkenaan dengan sumber daya manusia, secara logika generasi milenial ialah SDM yang akan menguasai dunia di masa yang akan datang, sudah seharusnya perlu yang namanya perubahan atau regenerasi pada pemimpin pemimpin yang notabene bukan golongan generasi milenial di masa sekarang ini.

Jadi untuk membuat masa depan dunia cerah dirasa perlu melakukan manajemen sumber daya manusia terkhusus untuk generasi milenial di era yang serba digital. Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan sebagai manajemen SDM di era society 5.0. Manajemen SDM yang baik untuk generasi milenial melibatkan integritas, kepercayaan, perubahan yang terus menerus, dan pertumbuhan yang cepat.

Pertama, hindari stereotip antargenerasi. Hindari pandangan bahwa generasi yang lebih tua selalu lebih tahu dan benar atau generasi muda pasti tidak memahami masalah dibandingkan dengan rekannya yang lebih tua. Penting bagi perusahaan untuk menjembatani gap umur ini, bahwa mengasosiasikan bertambahnya umur dengan bertambahnya pengetahuan tidak serta-merta benar.

Perlu yang namanya pertukaran pendapat antar generasi, supaya generasi milenial bisa dapat belajar, untuk mengambil atau menentukan keputusan untuk keberlangsungan perusahaan atau didalam satu organisasi. 

Kedua, mencoba melihat perspektif setiap generasi. Setiap generasi menyikapi sesuai dengan cara yang berbeda, dalam hal ini menjaga komunikasi adalah hal yang krusial.

Menurut Standie, gaya bahasa yang berbeda dapat menimbulkan banyak kesalahpahaman yang berujung pada penurunan kualitas kerja tim. Beberapa ahli berpendapat bahwa memberikan stimulus-stimulus untuk membangun kerja tim seperti pelatihan, team building, social dan technical event, serta kegiatan CSR dapat menjadi alternatif jalan keluar untuk menengahi gap generasi

Ketiga, menciptakan ekosistem kerja untuk mengembangkan potensi individu. Membuat rencana pengembangan individu untuk masing – masing karyawan dengan tidak membeda-bedakan generasi penting dilakukan oleh perusahaan. Ciptakan budaya diskusi dan evaluasi, saling mendengar serta memberikan umpan balik yang konstan dan konstruktif. Selain itu juga, dorong karyawan untuk selalu berpikir dalam kerangka yang lebih besar dan kreatif.

Keempat adalah mengadopsi teknologi untuk memenuhi ekspektasi antar generasi. Setiap generasi memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap perusahaan. Penggunaan teknologi bisa menjadi salah satu jembatan paling efektif untuk memberikan ruang kolaborasi, ekspresi untuk bertanggung jawab dan berkomitmen, serta delivery manfaat karyawan dengan lancar, salah satu contohnya dengan automasi sistem operasional HR melalui software HRIS seperti Talenta.

Fitur yang dimiliki seperti Live Attendance memenuhi ekspektasi generasi milenial yang ingin diberi tanggung jawab dan kebebasan yang sepadan dengan mengatur jam kerja sendiri, sementara fitur benefit yang mudah diakses bisa memenuhi ekspektasi baby boomers yang menginginkan komitmen dan manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan. Melalui teknologi, generasi milenial akhirnya bisa merasakan manfaat yang sama dan arus informasi ketenagakerjaan pun bisa lebih sistematis dan rapi.

Selain itu dikutip dari linovhr.com ada beberapa tips untuk memanajemen karyawan generasi milenial dalam suatu perusahaan
1.    Struktur yang baik – laporan dengan tenggat waktu, gol dinyatakan dengan jelas dan progres dievaluasi. Berikan batasan-batasan.

2.    Berikan panduan dan kepemimpinan yang baik. Lakukan coaching dengan komitmen. Mereka ingin cepat berhasil dengan bantuan Anda.

3.    Yakinkan mereka kalau mereka bisa, seperti yang orang tua mereka ajarkan. Jangan menghambat mereka. Dorong mereka untuk mengeluarkan pendapat.

4.    Dorong mereka dengan suasana kerja sama tim yang baik. Mereka selalu ingin berkumpul bersama.

5.    Dengarkan mereka. Karyawan milenial mempunyai ide dan pemikiran yang ingin didengarkan.

6.    Berikan mereka tantangan dan perubahan. Aktivitas yang membosankan buruk bagi mereka. Mereka suka mencari sesuatu yang baru dalam pekerjaan. Apa yang akan terjadi selanjutnya selalu menarik perhatian mereka. Apresiasi mereka.

7.    Manfaatkan gadget mereka. Generasi milenial bahkan mau membayar biaya sendiri untuk tetap terhubung dengan dunia sekitar mereka.

8.    Ciptakan tempat kerja yang seimbang dengan kehidupan pribadi mereka. Generasi milenial terbiasa memiliki aktivitas yang padat.

Peranan MSDM bagi generasi milenial diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan. Tetapi untuk mengatur unsur manusia ini sangat sulit dan rumit, karena manusia mempunyai fikiran, perasaan, keinginan, status dan sebagainya yang tidak bisa diatur sepenuhnya oleh organisasi seperti mesin, uang atau material tetapi harus diatur oleh teori-teori manajemen yang memfokuskan mengenai pengaturan peran manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal.

SDM merupakan sumber daya yang benar-benar dapat dijadikan sebagai strategi yang handal dalam mencari strategi yang tepat, yaitu strategi yang unik untuk memenangkan persaingan. Untuk itu pengelola SDM dalam sebuah perusahaan menjadi sangat penting sehingga harus mendapatkan prioritas utama, jika perusahaan itu ingin  menjadi pemenang dalam pentas bisnis.

Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.  Semoga dimasa yang akan datang kita bersama sama dapat melihat SDM yang bukan hanya terampil, kreatif, berintegritas, tapi juga berusaha membangun dunia dan mencapai ekspektasi. 

Penulis : M. Arphin Dita - Ilmu Administrasi Publik, Universitas Riau, angkatan 2020

Berita Lainnya

Index