Hari Lingkungan Hidup, 3 Tumbuhan Ini Selamatkan Bumi

Hari Lingkungan Hidup, 3 Tumbuhan Ini Selamatkan Bumi

Metroterkini.com - Hari Lingkungan Hidup Sedunia bisa dimaknai dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mengenal 3 tumbuhan identik laut yang bisa menyelamatkan bumi.

Bumi dewasa ini, tak sama dengan ratusan tahun lalu. Derap pembangunan mulai mengubah tatanan bumi ini dari tahun per tahun, dibarengi dengan pola kebiasaan manusia sebagai salah satu penghuninya.

Perubahan alam yang cukup signifikan itu turut melahirkan isu lingkungan besar yang ramai didengungkan sejak beberapa tahun belakangan. Salah satu yang paling utama adalah terkait pemanasan global atau global warming.

Bagi yang belum tahu, global warming berarti meningkatnya suhu di bumi setiap tahunnya. Adapun salah satu yang berperan dalam pemanasan global itu adalah karbon atau gas yang dihasilkan oleh pabrik, kendaraan bermotor dan lainnya.

Namun, alam punya caranya sendiri untuk memulihkan diri. Salah satunya lewat kehadiran tumbuhan yang bisa menyerap karbon. Di mana keberadaannya juga dapat dijumpai dalam lingkungan pantai dan laut.

Hal itu pun diungkapkan oleh Kusminardi, Kepala SPTN Wilayah III Pulau Pramuka Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu pada detikTravel kala melakukan kunjungan ke Pulau Pramuka bersama Jakarta Aquarium dan Safari (JAQS) Jumat pekan lalu (28/5/2021).

Pelepasan tukik dan penyu serta penanaman lamun di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat (28/5)

Terkait isu pemanasan global, Kusminardi bercerita perihal tiga tumbuhan di pesisir pantai dan laut yang perannya yang begitu vital. Di mana mungkin belum diketahui banyak orang.

"Wisata di taman nasional lebih diutamakan ke pengembalian ekosistem. Ada ekosistem utama, mangrove bakau, lamun atau sejenis tumbuhan yang hidup di laut. Terakhir yang dalam laut terumbu karang," ujar Kusminardi.

Kusminardi menyebut kalau ketiga tumbuhan itu memiliki peran besar untuk menjaga bumi ini. Khususnya berkaitan dengan penyerapan gas karbon yang menjadi salah satu penyumbang pemanasan global.

"Ketiga ekosistem itu saling berkaitan dengan ekosistem pesisir dan laut. Ketiga ekosistem itu penghasil oksigen, menyerap karbon untuk melindungi atmosfer kita," kata dia.

Hanya apabila mangrove dan terumbu karang sudah begitu populer, Kusminardi menyebut kalau tumbuhan lamun belum begitu populer. Padahal, perannya begitu vital.

"Ilmu lilin berani berkorban untuk kepentingan orang banyak, penjernih air laut. Debu diserap lamun dan efeknya bagi lingkungan, air laut jadi bersih," dia menjelaskan.

Oleh sebab itu, Kusminardi tak hentinya untuk mendorong wisata konservasi di Kepulauan Seribu. Kegiatan wisata tentunya juga bisa bersinergi dengan pelestarian lingkungan.

"Wisata konservasi menyumbang ke alam, sudah berapa banyak oksigen tercipta dari mangrove ini," ujar Kusminardi.

Adapun Kusminardi bercerita tren wisata konservasi ini awalnya mulai berkembang di tahun 2013. Awalnya adalah melalui kepedulian para penyelam, yang memang paham betul soal laut beserta ekosistemnya.

Mendukung kegiatan tersebut, JAQS juga melakukan pelepasan penyu dan tukik serta penanaman lamun dan terumbu karang. Turut hadir juga Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati yang ikut berkontribusi. [**]
 

Berita Lainnya

Index