Vietnam Temukan Mutasi Gabungan Corona Inggris dan India

Vietnam Temukan Mutasi Gabungan Corona Inggris dan India

Metroterkini.com - Kementerian Kesehatan Vietnam mendeteksi varian baru virus corona yang memiliki karakteristik gabungan dari varian India dan Inggris. 

Melansir VN Express, Sabtu (29/5/2021) Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Thanh Long mengatakan, varian itu terdeteksi setelah dilakukan pengurutan sekuens genom terhadap sejumlah pasien Covid-19. 

Varian Inggris diyakini lebih menular dibanding strain original, sedangkan varian India diperkirakan lebih menular dan berpotensi tidak terpengaruh antibodi sistem kekebalan. Varian yang baru-baru ini dideteksi di Vietnam itu memiliki karakteristik dari kedua varian tersebut. 

Secara spesifik, varian tersebut adalah varian India dengan karakteristik mutasi yang aslinya dimiliki varian Inggris. 

"Kemenkes akan mengumumkan varian baru virus corona ini di peta genom global," kata Long, seraya menambahkan bahwa varian baru tersebut belum diberi nama. 

Sejak sebulan terakhir, Vietnam dihantam gelombang infeksi virus corona yang mengakibatkan terjadinya 3.595 kasus Covid-19 lokal di 33 kota dan provinsi. Long mengatakan, varian virus corona yang diduga bertanggung jawab atas gelombang baru itu jauh lebih menular, terutama di udara. 

Penelitian di laboratorium mengungkapkan bahwa varian tersebut mampu mereplikasi dirinya sendiri dengan sangat cepat. Hal itu menyebabkan kemunculan begitu banyak kasus baru di lokasi berbeda, dan dalam kerangka waktu yang lebih singkat. 

Sejauh ini, Vietnam telah mencatat kehadiran tujuh varian virus corona di negaranya, termasuk yang berasal dari Inggris, India, dan Afrika Selatan. 

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, mutasi hibrid seperti yang dilaporkan di Vietnam bukan hal yang mustahil terjadi. 

"Sangat mungkin. Itu yang disebut juga rekombinasi. Kejadian rekombinasi ini bukan hal yang baru," kata Dicky dilansir dari Kompas.com, Sabtu (29/5/2021). 

Dicky mengatakan, rekombinasi varian virus corona bukan hal yang mustahil terjadi, apalagi di kawasan-kawasan yang kasus infeksinya tidak terkendali, seperti Amerika Serikat, India, Brasil, dan Indo-China. 

"Potensi adanya kejadian rekombinasi dari virus ini ya terjadi. Waktu di Amerika itu antara varian UK (Inggris) sama varian California," ujar Dicky. 

Dicky mengatakan, yang disebut dengan mutasi hibrid adalah hasil rekombinasi dari varian yang umumnya memiliki sifat merugikan pada manusia. 

"Hybrid mutation ini masih terus ditelusuri, apakah betul-betul bisa menjadi super strain atau hanya rekombinasi saja, tapi ternyata gagal menginfeksi manusia. Ini masih terus diteliti ya. Walaupun dugaan-dugaannya ada," kata Dicky. 

Dicky mengatakan, secara sederhana, rekombinasi dapat dipahami sebagai perkawinan antara berbagai macam mutasi virus di dalam satu kejadian. Dia mengatakan, tidak semua rekombinasi menghasilkan varian yang lebih kuat atau merugikan manusia. Namun potensi munculnya varian yang lebih kuat juga selalu ada. 

"Rekombinasi ini bisa menjadi faktor evolusi yang penting. Terutama dalam kaitan dengan perkembangan pandemi Covid-19 ini," kata Dicky. 

Dicky mengatakan, pada suatu wilayah dengan pengendalian pandemi buruk, di mana terjadi transmisi komunitas, satu orang bisa terinfeksi lebih dari satu varian. 

"Nah, ketika itu terjadi, lebih dari satu varian dan itu menginfeksi satu orang, ya rekombinasi ini bisa terjadi. Sangat bisa. Besar kemungkinan terjadi," kata Dicky. 

Dicky mengatakan, kasus-kasus rekombinasi varian virus corona semacam itu telah terjadi, antara lain di Brasil, Amerika Serikat, dan India. Dia menyebutkan, tidak menutup kemungkinan bahwa hal serupa juga bisa terjadi di Indonesia, yang sejauh ini sudah mendeteksi adanya penularan tiga varian virus corona, yakni dari Inggris, India, dan Afrika Selatan. 

"Mencegahnya adalah, apapun itu, kembali ke 3T dan 5M," kata Dicky. [**]


 

Berita Lainnya

Index