Metroterkini.com - Data pengguna LinkedIn dilaporkan telah bocor di Internet. Sebanyak 500 juta data dilelang di sebuah forum oleh peretas yang berisi data profil LinkedIn.
Beberapa hari setelah kebocoran besar yang dialami oleh Facebook, kali ini terjadi lagi dan melibatkan platform lain yakni LinkedIn. Informasi yang beredar menyebutkan sebanyak 500 juta data profil LinkedIn telah dijual di forum peretas populer.
Diduga data yang bocor berisi informasi pribadi pengguna LinkedIn seperti nama lengkap, alamat email, nomor telepon, informasi tempat kerja dan lainnya, dilansir dari Cybernews, Jumat (9/4/2021).
Sementara itu, untuk membuktikan keabsahan informasi tersebut, pelaku memasukkan dua juta data sebagai sampel. Pengguna di forum peretas dapat melihat sampel data tersebut seharga USD 2 (sekitar 29 ribu rupiah). Pelaku juga melelang 500 juta data pengguna dengan harga yang cukup besar mencapai empat digit yang diyakini dalam bentuk mata uang digital, Bitcoin.
Pelaku menegaskan bahwa datanya memang diambil dari LinkedIn. Tim Investigasi Cybernews pun mengonfirmasi bahwa data yang terdapat dalam sampel itu sah. Sementara ini tim Cybernews tidak menemukan data yang sangat sensitif seperti detail kartu kredit atau dokumen hukum lainnya.
Walaupun data yang bocor hanya berisi informasi profil LinkedIn, bukan berarti kebocoran ini tidak berbahaya. Karena dengan menggabungkan beberapa informasi yang didapatkan oleh peretas, pelaku dapat melakukan serangan phishing dan rekayasa sosial yang dapat merugikan berbagai pihak.
Untuk menanggulangi kebocoran tersebut, pengguna disarankan untuk mengubah kata sandi akun LinkedIn dan kata sandi email yang terkait. Buatlah kata sandi yang kuat, acak dan unik. Jangan lupa juga aktifkan two-factor authentication (2FA) di LinkedIn dan semua akun media sosial.
Kemudian waspadai pesan LinkedIn dan permintaan koneksi dari orang asing atau yang tidak dikenal. Pengguna juga sebaiknya belajar mengidentifikasi terkait email atau pesan phishing yang diterima. Jangan pernah dengan mudah membuka tautan situs web mencurigakan yang dikirimkan ke email. [**]