Metroterkini.com - Pemerintah China akhirnya mengambil sikap terkait situasi panas yang terjadi di Myanmar. Diharapkan ini mampu untuk menurunkan tensi antar pihak di negara tersebut dan tidak adanya tambahan korban jiwa lagi.
Hal ini diungkapkan Diplomat tinggi pemerintah China, Wang Yi seperti yang dilansir dari Reuters, Ahad (7/3/2021).
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta 1 Februari yang menggulingkan pemimpin sipil Suu Kyi dari kekuasaan dan memicu pemberontakan massal yang menentang rezim junta militer.
Rabu lalu adalah hari paling mematikan sejauh ini, dengan PBB mengatakan setidaknya 38 orang ditembak mati ketika pasukan keamanan menembak ke kerumunan, menembak beberapa pengunjuk rasa pada bagian kepala.
Kantor hak asasi PBB juga mengatakan telah memverifikasi setidaknya 54 kematian sejak kudeta, meskipun jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi, dan lebih dari 1.700 orang telah ditahan.
Sementara itu, sejumlah warga Myanmar berada di perbatasan dengan India menunggu untuk bergabung dengan sekitar 50 lainnya yang telah melintasi perbatasan untuk melarikan diri dari kekacauan kudeta negara itu.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS) sempat meminta pemerintah China turun tangan. Hal tersebut diharapkan mengingat eratnya hubungan antar kedua negara.
"China ... bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers.
Wang juga ingin meyakinkan bahwa hubungan antara China dengan Myanmar tetap kuat.
"Tidak peduli bagaimana situasi di Myanmar berubah, tekad China untuk mempromosikan hubungan China-Myanmar tidak akan goyah, dan arah China untuk mempromosikan kerja sama persahabatan China-Myanmar tidak akan berubah," kata Wang. [**]