Metroterkini.com - Jumlah korban tewas dalam demonstrasi menolak kudeta oleh militer di Myanmar pada hari Minggu (28/2) bertambah menjadi enam orang. Para demonstran tewas setelah bentrok dengan aparat keamanan Myanmar.
Petugas penyelamat, menurut laporan AFP, mengatakan bahwa tiga pria telah ditembak mati di kota Dawei selatan, sementara dua remaja lainnya tewas di kota Bago.
"Sedangkan orang keenam tewas di Yangon," kata seorang anggota parlemen dari pemerintah sipil yang digulingkan Myanmar dalam sebuah unggahan di Facebook.
Gelombang unjuk rasa besar-besaran terjadi sejak 1 Februari 2021. Aksi ini diikuti kampanye pembangkangan sipil sehingga mendorong pegawai negeri mengundurkan diri.
Menurut Assistance Association Political Prisoners (AAPP) lebih dari 850 orang ditangkap atau dijatuhi hukuman. Namun tindakan keras di akhir pekan ini mampu meningkatkan jumlah korban penangkapan secara drastis. Surat kabar negara melaporkan 479 penangkapan terjadi pada Sabtu (27/2) saja.
Di sisi lain, Suu Kyi tidak terlihat di depan umum. Ia ditahan selama penggerebekan dini hari di ibu kota Paypyidaw saat kudeta diluncurkan.
Ia bakal menghadapi persidangan pada Senin (1/3) dengan tuduhan tidak jelas atas kepemilikan walkie-talkie yang tidak terdaftar juga pelanggaran aturan pembatasan pada pertemuan publik selama pandemi. Namun sang pengacara, Khin Maung Zaw, menuturkan dirinya masih belum bisa menemui Suu Kyi.
"Sebagai pengacara saya menaruh kepercayaan saya di pengadilan dan pengadilan yang adil. Tapi dalam periode waktu ini apapun bisa terjadi," ujarnya. [**]