Anggota DPRD Sumut : 70 Persen Jalan di Paluta Hancur

Anggota DPRD Sumut : 70 Persen Jalan di Paluta Hancur

Metroterkini.com - Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut), ustazd Syahrul Efendi Siregar melaksanakan reses di Desa Huta Raja, Kec. Ujung Batu, Kab. Padang Lawas Utara (Paluta), Jumat (26/02/2021).

Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan dari Dapil VII itu mengatakan, komitmen seorang anggota DPRD harus berani dan dapat dipercaya untuk memperjuangkan keadilan serta kebenaran untuk kesejahteraan rakyat. 

Menurutnya, infrastruktur bidang jalan di wilayah Kab. Paluta belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dikarenakan pengelolaan yang tidak baik dari pengambil kebijakan di tingkat kabupaten.

"Kabupaten Paluta, sejak dimekarkan dari Tapanuli Selatan belum bisa membuktikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Saya sudah lalui 70 persen jalan di Kabupaten Paluta masih hancur," ujarnya. 

Selain itu dikatakanya, tata batas antar kabupaten di Provinsi Sumatera Utara maupun antar provinsi masih menjadi masalah serius bagi masyarakat yang berdomisili di wilayah perbatasan. 

Disebutkan, Badan Pembentukan Peraturan Daerah Sumatra Utara yang beranggotakan 20 orang telah menyusun naskah akademik untuk menangani tata batas, HGU perusahaan dan keberadaan hutan di sekitar pemukiman yang akan disosialisasikan kepada masyarakat, sebagai dasar untuk diundangkan.

Pada reses tersebut, Camat Ujung Batu, melalui Kasi Pemerintahan, Hariyanto Harahap turut menyampaikan 11 item usulan prioritas hasil Musrembang Kec. Ujung Batu.

Menurutnya usulan tersebut akan dibawa pada Musrenbang Kabupaten dan diharapkannya usulan itu sampai pada paripurna DPRD Provinsi Sumut. 

Senada dengan itu, Kepala Desa Huta Raja, Robu Parlaungan Hasibuan didampingi warganya, Uan Raja Tinggi Harahap  menyampaikan usulan pembangunan jalan sepanjang 3 Km yang berada di perbatasan antar Desa Huta Raja, Kab. Paluta dengan Desa Bangai, Kab. Labusel. 

Dikatakan, jalan tersebut telah puluhan tahun tidak mendapat perhatian dari Pemkab masing-masing dikarenakan ketidakjelasan tapal batas.

Padahal katanya, jalan tersebut satu-satunya akses yang dapat dilalui warga untuk sekolah, fasilitas kesehatan maupun mengeluarkan hasil pertanian dan perkebunan menuju Kab. Labusel.

Reses diisi dengan tausiah singkat dari Ustad Samsul Bahri Dalimunthe yang menekan pola hidup harmonis dalam kehidupan berdesa, dengan saling menghormati, saling mengajak, saling mengingatkan, dan memperbanyak silaturahmi demi kebaikan bersama. [arman]

Berita Lainnya

Index