Metroterkini.com – Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan, bagaimana komputer dengan artificial intelligence (AI) dapat belajar mengidentifikasi kerentanan dalam kebiasaan dan perilaku manusia, dan menggunakan teknologi ini untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
Berbagai bentuk AI sedang bekerja di berbagai bidang seperti pengembangan vaksin, manajemen lingkungan dan administrasi kantor. Meski AI tidak memiliki kecerdasan dan emosi seperti manusia, kemampuannya sangat kuat dan berkembang pesat.
Penemuan baru-baru ini menyoroti kekuatan AI dan menggarisbawahi perlunya tata kelola yang tepat untuk mencegah penyalahgunaan, melansir dari situs Science Alert, Minggu (14 /2/2021).
Tim peneliti CSIRO Data6, merancang metode sistematis untuk menemukan dan mengeksploitasi kerentanan dalam cara orang membuat pilihan, menggunakan sejenis sistem AI yang disebut jaringan saraf berulang dan penguatan dalam belajar.
Untuk menguji model mereka, penelitian melakukan tiga percobaan di mana partisipan manusia bermain game melawan komputer. Eksperimen pertama melibatkan peserta yang mengklik kotak berwarna merah atau biru untuk memenangkan mata uang palsu. AI mempelajari pola pilihan peserta dan membimbing mereka menuju pilihan tertentu. Persentase keberhasilannya mencapai 70 persen.
Pada percobaan kedua, peserta diminta untuk melihat layar dan menekan tombol ketika mereka melihat simbol tertentu dan tidak menekannya ketika mereka ditunjukkan simbol lain. Di sini, AI mengatur urutan simbol sehingga peserta melakukan lebih banyak kesalahan, hampir 25 persen.
Eksperimen ketiga terdiri dari beberapa putaran di mana peserta akan berpura-pura menjadi investor yang memberikan uang kepada komputer AI, yang akan mengembalikan sejumlah uang kepada peserta dan memutuskan berapa banyak yang akan diinvestasikan di babak berikutnya.
Game ini dimainkan dalam dua mode berbeda, di satu mode AI keluar untuk memaksimalkan berapa banyak uang yang dihasilkannya, dan di mode lainnya AI bertujuan untuk distribusi uang yang adil antara dirinya dan investor manusia.
Dalam setiap percobaan, mesin belajar dari tanggapan peserta, mengidentifikasi serta menargetkan kerentanan dalam pengambilan keputusan manusia. Hasil akhirnya adalah mesin belajar untuk mengarahkan peserta ke tindakan tertentu. [**]