Joe Biden Kian Dekati Kemenangan, Trump Sewot

Joe Biden Kian Dekati Kemenangan, Trump Sewot

Metroterkini.com - Presiden Donald Trump kembali mengutarakan kemurkaannya terkait hasil sementara pemilihan presiden Amerika Serikat yang menyatakan dirinya mendekati kekalahan.

Hingga hari ini, calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, masih unggul di atas Trump dengan 253 suara elektoral menurut CNN. Trump mengekor dengan 213 suara elektoral.

"Mereka berusaha mencurangi pemilihan umum ini," klaimnya untuk kesekian kali di Gedung Putih, Kamis (5/11).

Ia menghabiskan waktu setidaknya 17 menit di hadapan wartawan untuk mengeluhkan hasil pilpres yang dinilai tidak akurat.

"Kalau anda menghitung suara yang legal, saya dengan mudah menang," katanya.

"Mereka mencoba mencurangi pemilihan ini. Dan kita tidak bisa membiarkan ini terjadi," tambah Trump.

Sementara Trump masih mengoceh di Gedung Putih, sejumlah jaringan televisi AS memutuskan menghentikan siaran langsung konferensi pers itu.

Dugaan Trump mengacu pada surat suara yang dikirim dari pemilihan melalui surat. Pada beberapa negara bagian, pihaknya mengklaim surat suara yang dikirim tidak sampai, atau dipertanyakan integritasnya.

Pemungutan suara melalui surat yang dilakukan sebelum hari pemilihan dilakukan untuk meminalisir penyebaran virus di tengah pandemi Covid-19. Sebagian besar masyarakat AS melakukan pemungutan suara lebih dulu.

Suara yang diambil sebelum pemilihan dinilai lebih condong ke Biden dan Partai Demokrat. Belakangan, Trump meminta penghitungan suara dihentikan meskipun belum rampung. Namun permintaan ini ditolak hakim di Michigan dan Georgia.

Klaim ini menuai kritik bukan hanya dari pihak Demokrat, tapi juga oleh rekannya di Partai Republik. Anggota DPR dari Texas, Will Hurd menyebut permintaan Trump menghentikan penghitungan suara berbahaya dan salah.

Anggota DPR dari Illinois menilai klaim kecurangan lebih baik dibawa ke meja hijau dengan bukti yang konkret. Bukan dengan menuntut penghitungan suara dihentikan.

"Kami ingin semua suara dihitung, iya seluruh suara legal (tentunya). Tapi jika anda memiliki kekhawatiran tentang kecurangan, sampaikan BUKTI dan bawa ke sidang. BERHENTI menyebarkan misinformasi. Ini sudah gila," cuitnya.

Namun sejumlah tokoh republik juga mendukung Trump dan mengisyaratkan mereka bisa menantang hasil pilpres jika Trump dinyatakan kalah.

Sedangkan Biden optimis akan memenangkan pemilihan kali ini. Ia menghimbau masyarakat tetap tenang dan menunggu kepastian hasil pemenang pilpres yang pasti.

"Kami yakin ketika penghitungan selesai, saya dan senator Harris akan dinyatakan sebagai pemenang," katanya kepada wartawan di Wilmington, Delaware.

Posisi Trump dan Biden hingga saat ini masih selisih cukup jauh. Menurut penghitungan Associated Press dan Fox News, Biden tinggal mencari 6 suara elektoral lagi untuk memenangkan pilpres.

Sedangkan berdasarkan penghitungan CNN dan The New York Times, Biden harus menguasai Arizona dan Nevada untuk memastikan kemenangan. Kedua negara tersebut belum mengklaim hasil di Arizona.

Kemenangan juga bisa diraih jika Biden memenangkan salah satu dari Pennsylvania, North Carolina, atau Georgia.

Sedangkan kemenangan Trump baru memungkinkan jika ia memenangkan setidaknya Pennsylvania, North Carolina, Georgia dan Nevada atau Arizona.

Seiring memanasnya perhelatan pilpres, pendukung Trump mengepung kantor-kantor penyelenggara pemilu di sejumlah negara bagian.

Jaksa Agung Michigan Dana Nessel juga mengaku staf di kantornya mendapat intimidasi dan ancaman dari masyarakat akan tudingan kecurangan dalam pilpres. [**]
 

Berita Lainnya

Index