Metroterkini.com - Ditengah Pandemi Covid-19 yang masih mengancam Kota Pekanbaru dan perkuliahan tatap muka masih ditiadakan, ratusan mahasiswa dari Universitas Islam Riau (UIR) nekad mendatangi Gedung DPRD Riau, Rabu (07/10/20). Mereka menolak Undang-undang (UU) Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) yang baru saja disahkan DPR RI.
Aksi yang awalnya berjalan damai itu berangsur ricuh akibat aksi saling dorong antara massa dan petugas kepolisian. Sebab mahasiswa memaksa masuk ke Gedung DPRD Riau di jalan Jenderal Sudirman itu.
Selain aksi saling dorong, aksi tersebut juga sempat diwarnai saling lempar botol plastik ke arah kerumunan massa.
Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mumin Wijaya menggunakan pengeras suara, mengimbau agar massa tetap tenang dalam menjalankan aksinya. Bahkan Ia juga mengimbau agar petugas tidak ada yang terpancing.
"Adik-adik tolong tenang, petugas jangan ada yang terpancing," teriaknya di tengah aksi saling dorong itu.
Akibat aksi ini, jalan protokol di Pekanbaru itu macet, karena massa berdiri di bahu jalan Jenderal Sudirman. Aksi yang sempat diguyur hujan terus berlanjut.
DPRD Riau yang mewakili pimpin, melalui Wakil Ketua DPRD Hardianto sempat mendatangi dan menemui mahasiswa. Namun massa terus mendesak untuk masuk dan meminta pimpinan DPRD Riau membuat pernyataan menolak UU Omnibus Law yang telah disahkan dua hari lalu.
"Kita tidak memiliki wewenang dan kita akan menampung aspirasi yang disampaikan massa. Nanti akan kita teruskan ke pusat," tutur Hardianto.
Jawaban Hendrianto justru membuat massa semakin gaduh dan terjadilah kericuhan. Segenap anggota DPRD Riau turut menghindardengan memasuki gedung DPRD Riau itu.
Massa terus menerobos gerbang DPRD Riau hingga terjadi bentrok antara mahasiswa dan pihak keamanan. [**]