Metroterkini.com - Masyarakat Desa Gunung Manaon Ub beserta mahasiswa Desa Gunung Manaon Ub, Kecamatan Ujung Batu Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatera Utara, menyayangkan pembagunan jalan yang tak kunjung selesai. Pembangunan jalan yang bersumber dari Dana Desa (DD) anggaran tahun 2018, berada di seberang Sungai Barumun.
Pembangunan jalan tersebut diduga tak sesuai RAB, dengan panjang satu kilo meter. Selain pembangunan jalan di duga ada empat titik pembangunan plat duiker hingga saat ini tak kunjung di kerjakan, sehingga pembagunan pengerasan jalan tersebut tak bisa dipungsikan secara normal oleh masyarakat setempat.
Masyarakat dan Ketua Umum Hima Paluta Pekanbaru, Satia Hasayangan Rambe, sangat menyayangkan terhadap pembangunan jalan tersebut dimana telah menelan biaya anggaran ratusan juta rupiah yang bersumber dari anggaran Dana Desa (DD) tahun 2018.
ia juga menjelaskan, pembangunan jalan pengerasan, beserta 4 titik gorong-gorong/plat duiker yang diduga hingga saat ini tak kunjung dikerjakan. Hal itu tentunya menjadi tanda tanyak besar bagi warga masyarakat, apa sebenarnya yang terjadi dengan Dana Desa desa Gunung Manaon UB tahun 2018.
"Saya juga menduga bahwa Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) desa Gunung Manaon UB pada tahun 2018 telah di korupsikan oleh pemerintahan Desa Gunung Manaon UB sehingga sampai saat ini tak kunjung selesai. Setiap masyarakat mempertanyakan itu pemerintahan desa Gunung Manaon UB selalu menutupinya, padahal informasi publik sudah tertuang dalam UU No14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)," kata Hasayangan Rambe.
Sedangkan Candran Syaputra Siregar selaku mahasiswa mengaku kecewa dengan pemerintah desa Gunung Manaon Ub, terutama terhadap pembangunan jalan Desa Gunung Manaon UB. Diduga pembangunan jalan dan plat duiker tersebut tidak tepat, karena berada di seberang Sungai Barumun dan pembangun jalan tersebut di pinggiran sungai perbatasan perkebunan swasta yaitu PT.Barumun Agro Sentosa (PT.BAS) yang jauh dari pemukiman masyarakat. Lokasi ini juga sangat rentan terkena banjir. [arman]