Metroterkini.com - Presiden Lembaga Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat (LSM LIRA), Drs. HM. Yusuf Rizal, SE, M.Si, Rabu (5/8/20) siang, melantik Gubernur LIRA Provinsi Riau, Harmen beserta kabinetnya.
Turut hadir dalam pelantikan tersebut Sekretaris Jenderal LIRA, Mustakim Ishak, Sekretaris Kabinet LIRA, Tuti Tukiyati, Wakapolda Riau, Brigjen Tabana Bangun, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Jami'yah Batak Muslim Indonesia (DPW-JBMI) Provinsi Riau, Indra Pomi Nasution, ST, M.Si, Forkopimda, Ormas dan OKP lainnya.
Indra Pomi Nasution ketika diminta komentarnya usai pelantikan, mengatakan, baginya LSM LIRA bukan sebuah LSM yang asing dan baru, karena sudah mengenal LSM LIRA belasan tahun.
Indra Pomi yang saat ini adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pekanbaru itu, lebih jauh menilai, bahwa LIRA merupakan salah satu LSM yang sangat maju dalam menyuarakan kepentingan masyarakat banyak.
Selaku salah seorang pejabat pemerintah, Indra Pomi menilai bahwa LIRA salah satu LSM pendukung program pemerintah, namun tetap tidak menghilangkan sisi kritisnya.
Selain itu, LSM LIRA sangat profesional dalam menyikapi sebuah masalah. Bahkan mereka tidak hanya mengkritik dengan santun, tapi juga memberikan saran dan solusi atas persoalan yang dikritisi tersebut.
"Ini artinya, nasehat-menasehati dalam kebaikan," kata mantan Kadis PUPR Kabupaten Kampar itu.
Kepada Gubernur LIRA, Boma Harmen yang baru dilantik, Indra Pomi berharap semoga program kesepan lebih baik dan sama-sama membangun Riau dan kota Pekanbaru.
Turut mendampingi Indra Pomi dalam pelantik LSM LIRA yang digelar disalah satu hotel di Jalan Ahmad Yani Kota Pekanbaru itu, Sekretaris DPW JBMI Riau, Linda Indrayani br Nasution, Ketua Gema DPW JBMI Riau, Dahri Pane, Adek Harahap dan Rima Hutagalung serta Bupati LIRA dari salah satu Kabupaten di Sumatera Utara.
Sementara itu, Presiden LSM LIRA Drs. HM. Yusuf Rizal, SE, M. Si, dalam kata sambutannya menegaskan, bahwa LSM yang dipimpinnya adalah mitra pemerintah. Untuk itu, seluruh pengurus dan anggota agar menjaga marwah organisasi. Soalnya, LSM LIRA yang sudah memasuki usia 15 tahun, ungkapnya, terbilang organisasi yang profesional dalam menyikapi sebuah masalah. Namun demikian, tidak menghilangkan sikap kritisnya.
Peringatan itu, disampaikan agar pengurus LSM LIRA tidak tergelincir dalam menjalankan roda organisasi. Sebab, di LSM yang dipimpinnya itu berkumpul banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan dan tipikal.
"Di LIRA ada sajadah, tapi ada juga haram jadah. Tapi, kita adalah mitra pemerintah," tegas mantan pendukung Presiden SBY tersebut.
Pada kesempatan itu, Yusuf Rizal juga mengungkapkan, kendati mitra pemerintah bukan berarti diam jika terjadi penyimpangan. Salah satunya, LIRA pernah membongkat kasus rekening gendut oknum jenderal polisi dan korupsi besar di era presiden SBY. Untuk itu, dia mengingatkan pengurus mulai tingkat provinsi, kota dan kabupaten agar menjaga kemitraan dengan pemerintah dan mengkritisi dengan santun dan profesional jika ada penyimpangan.
"Kita (LSM LIRA) adalah mitra pemerintah, tapi tetap tidak ada toleransi, jika saran kita (LIRA) diabaikan," tegasnya.
Dalam keseharian, presiden LIRA tersebut mengingatkan seluruh pengurus tentang tiga atensi organisasi, yakni melawan hoaks, narkoba dan korupsi serta di Riau masalah Karhutlah.
Terhadap keempat persoalan ini, Yusuf Rizal menekankan kepada pengurus agar membentuk satuan tugas (Satgas) yang bermitra dengan instansi terkait.
"Saya perintahkan agar membuat satgas, seperti Satgas pemberantasan narkoba dan bermitra dengan BNN," tegas Yusuf Rizal.
Sementara, Wakapolda, Tabana Bangun dalam kata sambutannya, mengapresiasi atas penghargaan LSM LIRA terhadap kinerja Kapolda Riau dalam hal pemberantasan Karhutla yang terjadi di Provinsi Riau. Hasilnya, saat ini langit Riau kembali biru. Disamping itu, Polda Riau juga mengapresiasi dalam pemberantasan korupsi, narkoba serta melawan informasi hoaks.
"Penghargaan bukan bentuk, tapi dibalik bentuk penghargaan itu adalah ikatan bersama. Apalagi, LIRA telah membentuk Tim Relawan Pemadam Karhutla," kata Tabana Bangun. [rudi]