Roket Misterius Serang Basis Irak Tampung Pasukan AS

Roket Misterius Serang Basis Irak Tampung Pasukan AS

Metroterkini.com - Aparat berwenang Irak melaporkan pangkalan angkatan udara Al Taji yang menampung pasukan Amerika Serikat diterjang empat roket Katyusha pada Senin (27/7).

Kapten Ahmed Khalaf menuturkan basis militer Irak itu terletak 85 kilometer dari utara Ibu Kota Baghdad.

"Berdasarkan informasi awal serangan rudal itu hanya menyebabkan kerusakan bangunan," kata Khalaf kepada kantor berita Anadolu pada Selasa (28/7).

Khalaf menuturkan pangkalan Al Tajj merupakan salah satu basis militer Irak yang turut menampung pasukan koalisi Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya.

Hingga kini, Khalaf menuturkan pihak berwenang masih menyelidiki serangan roket tersebut. Sejauh ini, katanya, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pada Juni lalu, tiga serangan roket terjadi dan menargetkan pasukan militer atau misi diplomatik asing di Irak, terutama pasukan Amerika Serikat.

Dua roket sempat menerjang halaman bandara Baghdad pada Pada pertengahan bulan lalu. Sebuah roket juga jatuh di dekat kedutaan besar AS di Baghdad dua hari setelahnya.

Sejak Oktober lalu, sedikitnya 30 serangan roket telah menargetkan pasukan dan misi diplomatik AS di Irak.

Insiden ini turut merenggangkan relasi Washington dan Baghdad yang masih bernegosiasi tentang perdamaian di Afghanistan.

Kedua negara berharap dapat memajukan dialog strategis untuk menentukan masa depan relasi militer dan ekonomi mereka.

AS berjanji terus mengurangi jumlah pasukannya di Irak secara bertahap, sementara Baghdad berjanji melindungi personel militer Negeri Paman Sam yang masih beroperasi di negara tersebut.

Ketegangan kedua negara memuncak pada Januari lalu ketika serangan pesawat nirawak (drone) AS menerjang sebuah bandara di Baghdad dan menewaskan seorang jenderal ternama Iran, Qasem Soleimani, dan seorang komandan militer Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.

Selama ini, AS menuding serangan rudal dan roket yang menargetkan tentara dan misi diplomatiknya dilakukan oleh kelompok bersenjata Irak pro-Iran.

Washington menyalahkan Irak karena tidak cukup melindungi misi AS di negaranya. [***]
 

Berita Lainnya

Index