Metroterkini.com - Seorang pengguna Facebook bernama Donald Liew meminta maaf kepada Menteri Tenaga Kerja Singapura Josephine Teo dan suaminya, Teo Eng Cheong atas tudingan korupsi pengembangan fasilitas kesehatan untuk virus corona (Covid-19).
Dilansir dari CNNIndonesia, Kamis (21/5), Liew mengunggah permintaan maaf di Facebook. Ia menyatakan kesungguhan untuk meminta maaf kepada Teo dan mengakui bahwa tuduhan korupsi itu salah dan tanpa dasar.
Sebelumnya dalam unggahan 14 Mei 2020, Liew menuduh Teo telah menguntungkan diri sendiri dan keluarganya secara finansial atas kesalahan pengelolaan fasilitas kesehatan dan pengembangan fasilitas perumahan darurat untuk pasien Covid-19 oleh Surbana Jurong.
Surbana Jurong adalah perusahaan milik Temasek yang membantu mengembangkan fasilitas perawatan untuk menampung pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala dan memulihkan pasien yang keluar dari rumah sakit di Singapura. Cheong--suami Teo, diketahui merupakan pimpinan eksekutif internasional di perusahaan tersebut.
Teo sendiri sempat mengajukan gugatan pada Liew dan aktivis bernama Jolovan Wham atas tudingan tersebut. Melalui surat pernyataan yang dikeluarkan pengacaranya, Allen and Gledhill, Teo menyatakan bahwa tudingan korupsi itu tidak benar, keji, dan sama sekali tak berdasar.
Ia menegaskan bahwa proyek yang digarap Surbana Jurong tak berkaitan dengan dirinya.
"Surbana Jurong berurusan langsung dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pembangunan Nasional. Saya maupun suami saya tidak memiliki keterlibatan dengan proyek-proyek ini," katanya.
Dalam gugatannya, Teo meminta agar Liew dan Wham mencabut tuduhan di hadapan publik dan masing-masing menyumbangkan Sin$ 1.000 untuk dana bantuan pekerja migran. Teo menyatakan tak akan melanjutkan gugatan apabila Liew dan Wham memenuhi tuntutan tersebut.
Liew sendiri belum berencana memberikan sumbangan seperti yang diminta Teo.
Sementara pihak Surbana Jurong juga menyatakan bahwa tudingan korupsi itu tak berdasar. Pihak Surbana Jurong tak ragu mengambil jalur hukum atas tudingan tersebut.
Pihak Kemenkes dan Kementerian Pembangunan Nasional juga membantah tudingan tersebut. Mereka menyebut bahwa tudingan itu salah dan jahat.[**]