Metroterkini.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) telah merilis dua foto satelit kawasan Venesia, Italia, yang didokumentasikan terpisah satu tahun untuk menyoroti dampak pandemi virus corona terhadap kualitas air di kanalnya.
Foto-foto, satu diambil pada 13 April 2020 dan yang lainnya pada 19 April 2019, menunjukkan jumlah kapal yang melintas di kanal-kanal Venesia telah menurun drastis sejak pandemi virus corona datang di Italia.
Venesia, yang terletak di timur laut Italia dan berbatasan dengan Laut Adriatik, terkenal dengan jaringan kanalnya yang indah.
Tetapi sejak Italia mengumumkan lockdown pada 8 Maret 2020, kota yang biasanya penuh sesak dengan turis itu kini hampir kosong.
Foto-foto ESA menunjukkan bahwa lockdown mempengaruhi lalu lintas kapal di kanal, yang menjadi jalur transportasi utama di Venesia.
Pada bulan April tahun lalu, tampak ada puluhan kapal yang melintas di Kanal Besar Venesia dan Kanal Giudecca. Jumlah kapal terlihat jauh lebih sedikit pada minggu ini.
Gambar-gambar itu diambil oleh satelit Sentinel-2 dari ESA, yang merupakan bagian dari program Copernicus untuk mengamati bumi dan segala perubahan terhadap lingkungan.
Berbagai tindakan lockdown yang diterapkan secara global tercatat memiliki sejumlah efek terhadap lingkungan.
Beberapa hari setelah lockdown, warga Venesia mulai berbagi foto yang memperlihatkan ikan kembali terlihat di laguna, yang biasanya disesaki kapal pengangkut turis.
Kapal-kapal tersebut mengaduk lumpur yang mengendap di kanal, sehingga air terlihat kotor.
Perubahan lingkungan juga terlihat di India. Penduduk di sana bisa kembali melihat Himalaya dari kejauhan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade karena berkurangnya polusi udara.
Foto satelit yang diambil di Amerika Serikat juga menunjukkan tingkat polusi menurun karena jutaan orang berdiam di rumah.
Italia adalah salah satu negara yang paling parah terkena pandemi virus corona.
Jumlah orang yang telah meninggal akibat infeksi virus corona di Italia sebanyak 21.645 pada hari Kamis (16/4), menurut angka dari Universitas Johns Hopkins, dengan 165.155 orang dinyatakan positif virus. [***]