Metroterkini.com - Bukan cuma menyerang kesehatan masyarakat, virus corona juga telah mengganggu kinerja maskapai, salah satunya, Singapore Airlines (SIA). Melansir Reuters, Selasa (24/3/2020), maskapai ini akan memangkas kapasitas perusahaan hingga 96%.
Hal itu jelas akan menurunkan jumlah armadanya dan memaksa perusahaan untuk pemotongan biaya operasional, dengan begitu sekitar 10 ribu staf terancam di-PHK. SIA sendiri sejauh ini memiliki lebih dari 26.500 karyawan.
Seluruh industri penerbangan global memang sedang berjuang keras untuk tetap bertahan di tengah pandemi corona. Ribuan pekerja maskapai pun banyak yang dicutikan tanpa dibayar, karena banyak armada yang tidak terbang.
SIA pun mengakui separuh lebih armadanya sudah tidak terbang. Maskapai menilai pembatasan akses terbang karena virus corona menjadi sebuah tantangan terbesar selama perusahaan ini berdiri.
"Virus ini membuat sekitar 138 pesawat SIA dan SilkAir tidak terbang. Total armada kami ada 147. Ini adalah tantangan terbesar yang dihadapi SIA Group," kata perwakilan perusahaan.
Dalam memo perusahaan kepada para pegawainya, Kepala Eksekutif SIA Goh Choon Phong, mengatakan bahwa maskapai telah sepakat dengan serikat pekerja mengenai langkah-langkah pemotongan biaya operasional.
Mulai dari cuti sukarela tanpa bayaran untuk staf hingga wakil presiden divisi, hingga berbagai hari cuti wajib yang belum dibayar untuk pilot.
Di pasar modal, saham maskapai ini juga merosot 11%. Bahkan, indeks saham Singapura, STI (Strait Times Index) pun turun 7,3%, ditutup pada level terendah dalam 22 tahun.
SIA setidaknya membutuhkan tambahan modal minimal 5 miliar dolar Singapura pada bulan Juni. Perusahaan telah menghadapi kerugian signifikan senilai 2,5 miliar dolar Singapura di pasar pada akhir Maret. [***]