Metroterkini.com - Kualitas pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di samping gereja Bo'uso diduga tidak sesuai dengan bestek dan di kerjakan asal jadi. Pasalnya, tembok bagian bawah yang tidak tertutup oleh plasteran terlihat batu bata setelah tanah timbun turun akibat air hujan. Diduga tembok ini tidak ditopang dengan pondasi dan tiang slop.
Proyek Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gunungsitoli, sumber dana Silpa umum 2019 dengan nilai kontrak Rp.186.631.000,00,- dengan kontraktor CV Multindo Karya.
Hasil pantauan dilapangan, pekerjaan tersebut terkesan dilaksanakan asal jadi dan tidak mengikuti spesifikasi pekerjaan.
Menurut PPK David Dwi Ariantoro, ST di ruang Sekertariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Gunungsitoli, Senin (23/12/2019) kepada wartawan membenarkan bahwa pelaksanaan pengerjaan pembangunan TPT disamping Gereja Bouso dari awal tidak sesuai dengan bestek atau perjanjian kontrak.
"Kami dari pihak pengawasan sudah mengingatkan, namun pihak kontraktor bertahan untuk tidak membongkar pembangunan tersebut dan untuk mencari solusi kami tawarkan dua opsi yakni pembangunan TPT yang sudah dikerjakan tidak dibongkar dengan tidak dibayarkan ganti rugi dan opsi kedua menambah volume pekerjaan dengan membangun TPT yang baru disesuaikan dengan perjanjian kontrak," tuturnya.
Menurut sumber lainya, pembangunan ini sudah tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dari campuran semen saja 1:7 apalagi bahan material yang bercampur lumpur dan TPT tidak punya pondasi dasar.
"Kami mengkhawatirkan pembangunan ini tidak bertahan lama dan bisa menimbulkan bencana. Kami mengharapkan sebagai masyarakat setempat kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli agar masalah ini dapat diperhatikan demi kemajuan Kota Gunungsitoli tercinta," ujar sumber warga. [epianus]