Metroterkini.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan telah menemukan spesies katak tanduk Kalimantan (Megophrys kalimantanesis) dan tiga spesies baru kodok wayang Sigalegalephrynus gayoluesensis, burnitelongensis, dan harveyi. Ketiganya merupakan spesies amfibi endemik Pulau Sumatera.
Peneliti Bidang Herpetologi LIPI, Amir Hamidy menyebut morfologi katak tanduk Kalimantan itu mirip dengan katak tanduk pinokio (Megophrys nasuta). Peta penyebarannya terhitung luas mulai dari Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya, hingga pulau-pulau kecil di sekitarnya.
"Jenis baru ini memiliki tanduk pada bagian moncong dan mata yang lebih pendek jika dibandingkan dengan katak tanduk pinokio. Selain itu, ada sepasang lipatan lateral tambahan pada sayap," terang Amir kepada awak media di kantor LIPI Cibinong, Jawa Barat, Selasa (8/10).
LIPI menilai katak Megophrys kalimantanesis cukup unik karena bentuk badannya seperti daun kering.
Para peneliti yang terdiri dari tim gabungan LIPI, Universitas Kyoto, Universitas Aichi Jepang, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Negeri Semarang menemukan katak tanduk tidak hanya di daerah Kalimantan. Namun, katak ini juga dapat ditemukan di Sabah dan perbatasan antara Sarawak dan Kalimantan Utara.
Menyoal tiga spesies baru kodok wayang, Amir menyebut ia dan tim menemukan kodok ini di hutan dataran tinggi Sumatera. Sigalegalephrynus gayoluesensis berasal dari Gayo Leus Aceh, burnitelongensis dari Gunung Burni Telong Aceh sedangkan harveyi ditemukan di Gunung Dempo Sumsel.
Spesies kodok Sigalegalephrynus menurut LIPI hanya berukuran dua sentimeter dan dapat bertahan hidup sampai empat tahun.
Lebih lanjut kata Amir, saat ini LIPI telah berhasil mengumpulkan total lima jenis kodok wayang. Sebelumnya, tahun 2017 silam, LIPI sempat menemukan dua jenis kodok.
"Saat ini suda ada lima jenis kodok wayang dengam marga yang sama. Tiga jenis ditemukan tahun ini dan dua jenis lagi pada 2017 lalu. Mereka tersebat di wilayah pegunungan dari dataran tinggi saja," terangnya.
Secara global, Amir mengatakan ada 8.000 jenis katak dan kodok di dunia. Sementara di Indonesia setidaknya ada 502 jenis. [cnn-mer]