Pemugaran Candi Muara Takus Diprotes, Ini Kata BPCB 

Pemugaran Candi Muara Takus Diprotes, Ini Kata BPCB 

Metroterkini.com -  Pemugaran situs sejarah Candi Muara Takus di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar Riau, diprotes sejumlah kalangan yang mengaku mengetahui soal situs candi tersebut. Proyek pemugaran setidaknya mengkhawatirkan kelangsungan situs tersebut karena dibeberapa bagian lingkungan rusak akibat pekerjaan.

Hal itu ditanggapi pihak Balai Pemugaran Cagar Budaya (BPCB) Candi Muara Takus yang selama ini mempertanggung jawabkan atas kegiatan penataan pemugaran lingkungan candi tersebut. Bahkan Agustri Mulyono saat dikonfirmasi media ini melalui saluran selulernya, Rabu (9/10/2019) mengakui dirinya bukan Tuhan, yang semua pekerjaan harus sempurna.

"Jujur saja hal itu sudah saya rencanakan 5 tahun yang lalu, danitu kita anggarakan Rp 7,6 milyar dengan luas lahan 17,6 hektar. Saya juga menegaskan pelaksana ini secara tekhnik, itu sudah kita minta terhadap kontraktor, agar berhati-hati, jika dalam penggalian sumur atau honghong, apabila menemukan batu bata agar dialihkan pada titik lainnya dan itu harus dijaga dan hati-hati," ujarnya.

Pihaknya juga mengaku, tidak akan main-main pada kegiatan tersebut, "kita  juga lembaga resmi,pihaknya mengaku, jauh-jauh hari kita telah melakukan kajian bersama tim ahli, jadi jika ada datuk-datuk mengatakan itu tidak prosedur, pihaknya malah mengaku bingun ketika ada pihak-pihak lain yang mengaku ahli, jadi apa betul persoalannya".

Secara terpisah Pengamat Sejarah Kampar, Abdul Latif mengaku, pekerjaan itu (pemugaran, red) tindakan yang salah karena dapat merusak situs sejarah. Karena penggalian lubang yang dilakukan (kontraktor) merusak situs. Sebab situs Candi Muara Takus masih ada di dalam tanah (tertimbun, red). 

Tambahnya, jika penggalian, tentunya akan rusak dan dapat merobohkan Candi Muara Takus. Berdasarkan buku kuno, situs itu sebagian besar masih ada dalam tanah. Harusnya hal-hal yang tidak terungkap ini yang dimunculkan sama pihak BPCB.

Bahkan lanjut Abdul Latif, dalam buku kuno itu juga dinyatakan situs Candi Muara Takus itu terdiri dari 24 candi. Sedangkan yang ada sekarang terlihat ada 4 candi yaitu Sulung, Bungsu, Maligai Stupa dan Palangka.

"Berarti masih ada 20 candi lagi di sekitar itu. Kalau itu digali tentu akan dapat merobohkan candi yang tersimpan tersebut. Sedangkan mengenai pekerjaan BPCB ini, sudah dari 2009 ditegur. Namun hal ini terus berlanjut tanpa mempedulikan teguran yang disampaikan," ujarnya.

"Karena itu, kami minta pihak BPCB dapat kordinasi. Sebab situs sejarah ini bukan sembarangan pekerjaan, jadi perlu kehati-hatian," tutupnya. [ali]

Berita Lainnya

Index