Metroterkini.com - Perairan di Ras Al Khaimah (RAK), salah satu emirat dalam Uni Emirat Arab (UEA) mendadak berubah warna menjadi merah.
Menurut laporan Khaleej Times, Rabu (2/10/2019), seorang nelayan menyatakan bahwa wilayah lautan yang berubah warna menjadi merah meluas hingga hampir delapan sampai 12 mil dari pesisir pantai.
Otoritas Perlindungan Lingkungan setempat menyatakan bahwa perubahan warna tersebut tidak memiliki dampak negatif terhadap kehidupan biota laut.
"Fenomena alam ini terjadi dua kali dalam satu tahun, walaupun begitu tidak memiliki dampak apapun bagi ekosistem," ujar Otoritas Perlindungan Lingkungan setempat.
Penyebab dari fenomena alam tersebut adalah terjadinya ledakan populasi alga merah.
Fenomena Red Tide, pertama kali terjadi di perairan UAE pada tahun 2008. Meski tidak memberikan dampak negatif apapun, Kementerian Iklim dan Lingkungan tetap melarang warga untuk berenang, memancing ataupun mengumpulkan ikan mati dari area yang terkena dampak.
Fenomena Red Tide muncul di Ras Al Khaimah pada awal September 2008 dan meluas ke perairan lainnya seperti Umm Al Quwain, Ajman, Sharjah dan beberapa bagian di Dubai. Lalu muncul lagi pada Februari 2009, dan menyebar di perairan negara itu.
Kemunculannya mengakibatkan kematian sejumlah besar ikan dan makhluk laut, dan mempengaruhi penangkapan ikan di daerah yang terkena dampak.
Dr Saif Al Ghais, Direktur General Otoritas Perlindungan Lingkungan mengatakan bahwa uji coba telah dilakukan dan terbukti bahwa tidak ada racun yang menjadi penyebab fenomena Red Tide. Hal ini kemungkinan karena isu perubahan iklim yang terjadi belakangan ini.
Al Ghais mengatakan air di sepanjang pantai dengan alga merah itu memiliki konsentrasi oksigen sedang berkisar antara 4,5-5 mg / l, dan rasio salinitas berkisar antara 39-40 persen.
"Namun, tes toksisitas menunjukkan bahwa tidak ada jenis fitoplankton beracun yang menyebabkan munculnya alga merah. Ikan mati atau organisme laut lainnya tidak ditemukan. Kemunculan Alga merah mungkin disebabkan oleh perubahan iklim dan fenomena yang menyertainya," kata Al Ghais.
Gambar satelit yang dikumpulkan menunjukkan beberapa aktivitas biologis di perairan dekat perairan regional negara itu. Informasi yang dikirim oleh Penjaga Pantai UEA melaporkan penampakan merah di area yang sama.
Kementerian, dalam laporannya, menjelaskan bahwa mereka mengirim tim spesialis untuk memantau dan mengumpulkan sampel air dari berbagai wilayah Teluk Arab di lepas pantai RAK.
Dr Saif Al Ghais mengatakan apa yang disebut alga merah itu terdeteksi sebagai sejenis bakteri.
"Mereka biasanya muncul dan bereproduksi pada waktu yang sama setiap tahun, mengubah warna air. Namun, itu tidak memiliki dampak negatif pada kehidupan laut, dan tidak mengganggu pekerjaan desalinasi air," katanya.
Dr Ghais menambahkan bahwa alga merah sebagian besar disebabkan oleh kejadian alami karena pertumbuhan fitoplankton yang cepat dan ada solusi ilmiah terbatas untuk fenomena tersebut.
"Perkembangan Alga mengurangi jumlah oksigen dalam air dan sangat mempengaruhi lingkungan laut, termasuk membuat sekarat ikan. Alga jenis tertentu juga dapat menghasilkan racun berbahaya. Mereka terjadi dalam kondisi tertentu, seperti ketika sejumlah besar sinar matahari bergabung dengan peningkatan nutrisi dari air limbah". [***]