Akademisi dan Alumni Pertanyakan "Ada Apa Dengan Asap"

Akademisi dan Alumni Pertanyakan

Metroterkini.com - Provinsi Riau beberapa pekan ini mengalami kabut asap yang diakibatkan oleh kebakaran lahan, hal ini menjadi suatu pemikiran oleh Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (Faperika) Unri untuk menggelar diskusi soal asap.

Kegiatan yang dilaksanakan Rabu (25/9/2019) sore di JOM Ngopi Jalan Adi Sucipto, Pekanbaru dihadiri oleh Wakil Rektor UII Unri Dr Iwantono, MPhil, Peneliti dan Alumni Faperika Unri Dr Wan Sopyan Hadi, MT serta Ir Makruf Siregar, MSi sebagai nara sumber. Selain itu, diskusi yang dipandu Khairul ini dihadiri pula Ketua IKA Faperika Unri Baikal, SPi, MSi.

Wakil Rektor III Unri, Prof Dr Iwantono MPhi dalam diskusi yang mengangkat tema " Ada apa dengan asap, Alumni Beri Solusi", mengatakan, Unri mempunyai Satgas Siaga Bencana, kumpulan dari pusat studi dari Unri. 

"Kita punya pusat studi riset, gambut, komponen mahasiswa lainnya. Kita juga punya peneliti yang riset tentang bencana. Semua siap diberdayakan di tengah masyarakat untuk mencegah terjadinya karhutla ini masa mendatang," ujarnya.

Dikatakan, tindakan aksi penelitian pernah dilakukan, Yakni kanal sekat. Memang sudah dilakukan, namun lanjutnya, masih saja terjadi karena tidak dibuat masif. Padahal kata dia, bila dibuat masif atau disetiap lahan gambut yang rawan, maka akan bisa meminimalisir. 

"Kita juga punya temuan Zat kimia yang bisa mematikan api. Dari riset yang ada, bisa dimanfaatkan. Hanya sekarang butuh duduk bersama dengan pemerintah mendiskusikan ini," jelas dia. 

Akademisi Pengamat Lingkungan Riau, Ir Makruf Siregar MSi, menyebut terbakar karena memang kelakuan manusia.  

"Ada gambut kering, solusinya sekat kanal untuk lahan gambut, sehingga bisa menampung air. Basahi gambut dengan sekat kanal," ungkapnya. 

Makruf juga menyebutkan, jangan bicara konservasi selagi ada kemiskinan. Yang perlu dibicarakan dengan masyarakat adalah memberdayakan masyarakat. 

"Tanam sayuran. Disamping ada tanaman. Refegitasi. Generasi emas yakni Nenas Madu, 6 bulan panen. Bisa juga Aren komuditas yang baik. Kalau sekat kanal itu pasti," pungkasnya. [chan]

Berita Lainnya

Index