Partai Erdogan Kalah, Pemilu Istambul Ingin Diulang

Partai Erdogan Kalah, Pemilu Istambul Ingin Diulang

Metroterkini.com - Partai yang dipimpin Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan mereka bakal mengajukan permohonan pemilu ulang di Istanbul.

Pernyataan itu disampaikan setelah Dewan Pemilihan Tertinggi menolak banding Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) untuk menggelar penghitungan ulang.

Dilansir AFP Selsa (9/4/2019), AKP mengajukan banding setelah kandidatnya kalah tipis dalam pemilu Istanbul pada pekan lalu, dan menjadi kemunduran besar.

Sebab sebelumnya, mereka sudah terhempas dari pemilu di Ankara setelah jagoan oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) Mansur Yavas menjadi wali kota.

"Kami akan mengambil langkah banding yang luar biasa ini. Kami akan mengatakan supaya pemilu diulang," kata Wakil Ketua AKP Ali Ihsan Yavuz.

Badan pemilu lokal kini bakal memutuskan apakah bakal mengabulkan permintaan AKP dan menggelar pemilu ulang karena selisih suara yang tipis.

Mantan Perdana Menteri Binali Yildirim merupakan kandidat utama AKP, dan melawan andalan CHP Ekrem Imamoglu yang pernah menjadi wali kota salah satu distrik Istanbul.

Dewan Pemilihan Tertinggi (YSK) memenangkan Imamoglu dengan selisih 28.000 pekan lalu. Namun setelah hitung ulang, selisihnya menyusut.

Pada awal Selasa, AKP menyatakan perbedaan dua kandidat mencapai 14.604 balot. Sementara hitung terakhir yang dipaparkan CHP berada di angka 14.463.

AFP telah mengajukan banding supaya seluruh kotak suara di Istanbul dihitung. Namun YSK menolak, dan hanya mengizinkan penghitungan 51 kotak suara.

"Setiap orang memang wajib mematuhi YSK. Namun kami punya hak mengkritiknya. Jujur, saya tidak paham mengapa hanya 51 suara yang diizinkan," keluh Yavuz.

YSK memutuskan menunda keputusan di satu distrik Buyukcekmece dikarenakan tengah diadakan penyelidikan atas dugaan kasus penipuan.

Kepolisian Istanbul menyelidiki setelah terdapat klaim 11.186 orang mengubah alamat mereka ke Buyukcekmece sebelum pemilu berlangsung.

"Terdapat sebuah kecurangan terorganisasi yang tengah terjadi di Istanbul," kata Yavuz tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. [***]

Berita Lainnya

Index