Metroterkini.com - Penantian 10 tahun masyarakat Kota Pekanbaru terhadap jembatan Siak IV akan berakhir 14 Februari 2019. Bangunan sepanjang 800 meter pembelah Sungai Siak ini diharap menjadi ikon baru di Kota Pekanbaru.
Pengerjaannya di Jalan Jenderal Sudirman ujung ini sudah mencapai 90 persen. Pengecoran terakhir sudah diresmikan secara langsung Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, Jumat 25 Januari 2019.
Wan Thamrin menjelaskan, jembatan ini akan diuji beban pada 8-9 Februari 2019. Selanjutnya pada 14 Februari direncanakan peresmian dan pembukaan untuk umum.
"Asisten dan Humas sudah diperintahkan mengkopi gambar, nanti dibuatkan kaos saat peresmian. Semua masyarakat akan memakainya," kata mantan Bupati Rokan Hilir ini.
Wan Thamrin berharap nantinya jembatan penghubung Kecamatan Rumbai Pesisir dan Kecamatan Senapelan ini bisa menjadi ikon baru di Kota Pekanbaru. Pasalnya selama ini, beberapa ikon yang ada tidak mampu menarik perhatian.
"Rencananya Jembatan Siak IV ini akan diberi nama Marhum Pekan. Saya sangat antusias karena sudah lama dinanti," sebut Wan Thamrin.
Selama pengerjaan, Wan Thamrin meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dadang untuk menutup kuping bagi pengkritik dan membuka selebar-lebarnya untuk saran agar jembatan ini siap.
"Saya katakan, kuncinya cuman satu. Man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Hari ini kenyataannya bisa dilihat," sebut Wan Thamrin.
Jembatan ini dibangun dua jalur di atasnya. Jarak tonggak dengan permukaan Sungai Siak adalah 12 meter, sehingga kapal-kapal besar bisa lewat di bawahnya.
Wan juga menjamin ketahanan jembatan ini karena menurutnya Kota Pekanbaru merupakan negeri yang aman dari bencana. Pasalnya di Pekanbaru tidak ada gunung ataupun laut sehingga kecil kemungkinan terjadi gempa.
"Insya Allah tidak ada malapetaka yang menghancurkan, 12 meter dari atas sungai tidak ada kapal menabrak. Ini untuk kita semua, untuk anak cucu kita," terang Wan Thamrin.
Pengerjaan jembatan ini dipantau Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati Riau. Jaksa selalu memberi arahan serta masukan agar proyek multiyears ini tak menyimpang.
Perwakilan Tim TP4D Kejati Riau, Muspidauan mengaku senang dengan segera rampungnya jembatan ini. Dia berharap pengecoran terakhir berjalan lancar hingga pembukaan resmi untuk masyarakat pada pertengahan Februari nanti.
"Bagus, kami selalu koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau terkait pengerjaannya," kata pria yang juga menjabat sebagai Kasi Penkum dan Humas Kejati Riau ini.
Informasi tambahan, jembatan ini masuk program ambisius Pemprov Riau yang direncanakan pada tahun 2009. Anggarannya lalu disediakan melalui APBD hingga tahun 2013 senilai Rp 455 miliar.
Dengan angka segitu, rupanya PT Waskita Karya tidak mampu menyelesaikannya hingga dianggarkan lagi Rp 80 miliar pada tahun berikutnya.
Belakangan proyek ini bermasalah karena berpotensi merugikan negara dan sejumlah pejabat di Riau termasuk petinggi PT Waskita Karya bolak-balik diperiksa penyidik di Kejati Riau.
Lalu, Gubernur Annas Maamun meminta dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Provinsi Riau. DPRD juga menyorot hingga kemudian keluarlah hasil audit, di mana ada Rp 500 juta kelebihan bayar yang wajib dikembalikan perusahaan ke kas daerah.
Hanya saja, penyidikan di Kejati Riau menguap. Beberapa tahun kemudian, ada usul melanjutkan pembangunan jembatan terbengkalai ini hingga dibentuk tim kajian dan akhirnya Pemprov Riau menyetujui pembangunan lanjutan memakai APBD 2017 dan 2018. [***]