Metroterkini.com - Para pemimpin Malaysia menyerukan kepada rakyatnya untuk menjaga persatuan nasional dan toleransi beragama jelang perayaan Natal.
Seruan itu dianggap penting menyusul terjadinya konflik rasial di Malaysia baru-baru ini, mulai dari kerusuhan di sebuah Kuil Hindu di Selangor, hingga aksi unjuk rasa menentang Konvensi Internasional Penghapusan Diskriminasi Rasial (ICERD) yang digelar di Kuala Lumpur.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad memperingatkan bahwa Malaysia adalah negara damai di mana orang-orang dari semua ras dan agama berkumpul untuk merayakan hari raya masing-masing.
"Saya berharap hubungan saling menghormati ini dapat terus berlanjut dan diteruskan ke generasi muda. Inilah yang membuat Malaysia unik, bersatu, dan kuat," kata Mahathir, seperti dikutip Channel News Asia.
Sementara Wakil Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail mengatakan, rakyat Malaysia harus terus saling menghormati, memahami dan mencintai di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
"Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Daripada fokus pada hal yang negatif, mari kita semua melihat hal-hal positif yang lebih jauh dari sebelumnya," kata Wan Azizah.
Ajakan untuk bersatu dalam keberagaman juga disampaikan Menteri Keuangan Lim Guan Eng, yang mengatakan bahwa ekonomi negara akan kuat hanya jika rakyat Malaysia bersatu dan menolak ekstremisme.
"Pemerintahan federal baru Pakatan Harapan di bawah kepemimpinan Tun Dr Mahathir Mohamad berkomitmen mewakili semua orang Malaysia terlepas dari demografi dan geografinya," kata Lim dikutip Malay Mail.
Kekhawatiran akan terjadinya ketegangan rasial dan agama telah meningkat di Malaysia, setelah terjadinya kerusuhan di sebuah kuil Hindu di Subang Jaya, bulan lalu.
Pada 8 Desember lalu, kelompok massa turun ke jalan di Kuala Lumpur untuk menentang konvensi ICERD, sebuah konvensi PBB yang mengecam diskriminasi dan menyerukan kepada negara-negara agar mengupayakan kebijakan yang menghapus diskriminasi rasial dalam segala hal. [***]