Metroterkini.com - Bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami Palu Donggala Sulawesi Tengah (Sulteng) juga mengalir dari sejumlah negara sahabat. Meski baru sebatas komitmen, jika bantuan dalam bentuk uang ini diberikan akan membantu percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
Ketua Sub Satgas Luar Negeri Pendampingan Pusat Bencana Gempa Sulteng Kemenko Polhukam Letjen TNI (Purn) Yoedhi Swastono mengatakan, selain bantuan logistik dan pendukung, ada pula bantuan hibah. Untuk bantuan hibah dari negara sahabat sudah dibuka rekening khusus di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Sedangkan untuk NGO dan swasta pribadi bantuan hibah masuk di rekening Palang Merah Indonesia (PMI)," katanya dalam konferensi pers Penanganan Bencana Sulteng di Graha BNPB, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Bantuan dari sembilan negara yang berkomitmen, di antaranya, dari Korea Selatan sebanyak US$ 1 juta, Uni Eropa 1,5 juta Euro, Jerman sebesar 1,5 Euro. Selain itu ada pula bantuan dari Tiongkok, Venezuela, Vietnam, Australia, Laos dan Kamboja.
"Untuk menampung rekening bantuan asing tersebut, BNPB membuka dua rekening. Yakni, rekening BNPB untuk menampung mata uang dalam bentuk dolar dan satu rekening lagi yang menampung bantuan dalam mata uang yang sudah dirupiahkan," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei.
Willem menegaskan, alokasi hibah itu bukan hanya untuk kondisi darurat, tapi juga rehabilitasi rekonstruksi. "Tentunya penggunaan ada prosedur, mekanisme, akuntabilitas dengan pendampingan," ucapnya.
Sementara itu untuk bantuan luar negeri lainnya yang sudah datang dan dipusatkan di Balikpapan sudah diberikan oleh 10 negera dalam wujud transportasi udara. Pesawat ini akan sangat membantu distribusi logistik terutama ke wilayah terisolir.
"Hari ini, dijadwalkan datang pula bantuan dari Korea Selatan dan juga ada bantuan dari Prancis berupa large water sanitation. Rencananya besok akan langsung memberikan bantuan untuk mengatasi permasalahan air bersih," kata Yoedhi.
Sebelumnya, bantuan dari Singapura dua pesawat C130 digunakan untuk mendorong logistik dan angkut pengungsi. Adapula bantuan dari India, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Jepang, Swiss, Inggris, Amerika Serikat dan Qatar. [bsc-red]