Metroterkini.com - Mantan politisi oposisi Malaysia Anwar Ibrahim yang baru bebas dari penjara berkunjung ke Jakarta hari ini, Minggu (20/5) atas undangan mantan Presiden BJ Habibie dan Peringatan 20 tahun reformasi Indonesia.
"Hari ini saya ke Jakarta atas undangan mantan Presiden BJ Habibie bersamaan dengan Peringatan 20 Tahun Reformasi Indonesia," kata Anwar melalui dilansir CNNIndonesia.
Tokoh reformasi Malaysia itu menyatakan 1998 merupakan tahun yang kramat dan sangat berarti tak hanya bagi Indonesia, tapi juga Malaysia. Pemimpin Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengatakan Malaysia dan Indonesia sama-sama menghadapi masa sulit krisis ekonomi global pada 1998.
Selain itu, paparnya, masa-masa tersebut juga menjadi saksi kejatuhan rezim diktaktor dari kedua negara yang telah berkuasa hingga puluhan tahun lamanya.
"Tahun 1998 adalah tahun yang keramat bagi Malaysia dan Indonesia. Rakyat Indonesia mengenang 21 Mei 1998 sebagai kejatuhan rezim Orde Baru dan dimulainya transisi pemerintahan menuju yang lebih demokratis di bawah pimpinan Presiden BJ Habibie," kata Ketua Umum Pakatan Harapan, yang kini menjadi koalisi berkuasa di Malaysia setelah menang pemilu pekan lalu.
"Sementara itu, 2 September 1998 juga diingat rakyat Malaysia sebagai titik jatuhnya rezim Barisan Nasional setelah hampir dua dekade berkuasa," lanjutnya.
Anwar mengatakan pertemuannya dengan Habibie hari ini diharapkan bisa memperkuat hubungan kedua negara. Dia juga berharap lawatannya ke Jakarta hari ini bisa memperkuat komitmen untuk melaksanakan agenda reformasi di negaranya.
Anwar merupakan ketua koalisi Pakatan Harapan yang saat ini berkuasa di pemerintahan Negeri Jiran setelah memenangkan pemilihan umum raya 9 Mei lalu secara mengejutkan.
Dia bebas dari penjara pada Rabu (16/5) setelah mendekam di balik jeruji besi selama tiga tahun atas tuduhan kasus sodomi. Sebagian pihak menganggap penahanan selama ini Anwar hanya sebuah konspirasi elit untuk membungkam pria 71 tahun itu yang dianggap ancaman rezim berkuasa saat itu.
Anwar bebas setelah mantan musuhnya, Mahathir Mohamad, meminta pengampunan penuh dari Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia. Anwar dan Mahathir bersatu dalam Pakatan Harapan di pemilu kemarin untuk mengalahkan eks koalisi partai berkuasa, Barisan Nasional, pimpinan mantan Perdana Menteri Najib Razak.
Mahathir, yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, berjanji akan memberikan jabatannya sebagai orang nomor satu di Negeri Jiran kepada Anwar dalam waktu 1-2 tahun ke depan. [*]