Metroterkini.com - Sepanjang hidupnya, Rasulullah SAW banyak menghabiskan waktunya di masjid. Namun, dalam catatan sejarah, Allah SWT pernah melarang Nabi Muhammad untuk melakukan salat di dalam sebuah masjid.
Masjid itu bernama Ad-Dhirar. Padahal masjid tersebut sangat megah dan indah. Berbeda dengan masjid yang dibangun Rasulullah, yang bangunannya sederhana.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Bekasi KH Adam Malik Azzuhri, dilansir dari nu.or.id, Jumat (11/5/2018), mengungkapkan, Allah SWT melarang Nabi salat di Masjid Ad-Dhirar karena di dalam masjid itu ada unsur adu domba yang memicu perpecahan di antara umat Islam.
Rasulullah pun kemudian memerintahkan sahabatnya untuk menghancurkan Masjid Ad-Dhirar.
Allah pun kemudian mengabadikan hal itu dalam Alquran, agar menjadi pelajaran bagi umat Islam agar berhati-hati menyikapinya.
Kini, kata KH Adam Malik Azzuhri, sejarah itu ternyata terulang.
"Tidak sedikit masjid dan musala yang dijadikan sebagaimana Masjid Ad-Dhirar oleh sebagian para jemaah dan pengurusnya," ungkap kiai berambut gondrong ini.
KH Adam Malik Azzuhri mengungkapkan, orang-orang yang melegalkan politik praktis di dalam masjid, bisa mengadu domba umat dan menimbulkan perselisihan, yang dapat mengancam persatuan, khususnya umat Islam.
"Seharusnya kita bisa sedikit berpikir. Dulu, di zaman Rasulullah saja ada larangan atau pengharaman untuk salat di dalam masjid yang dibangun karena ada unsur politik. Bagaimana dengan saat ini? Kok bisa-bisanya ada masjid yang dijadikan arena berkampanye dan politik praktis di dalamnya," ungkap sang Kiai.
Kiai Adam menuturkan, kebenaran berbingkai politik hanya bersifat relatif. Bisa salah dan benar, bahkan lebih banyak salahnya. Demi kekuasaan dan keduniaan, para politisi tidak sedikit yang jahat.
"Tujuan mereka hanya satu, yaitu tercapainya syahwat politik di genggamannya, tidak peduli halal atau haram," tuturnya.
Ia mengajak umat Islam untuk berhati-hati melaksanakan salat di Masjid Ad-Dhirar. Sebab, Allah mengancam tidak ada berkah bagi yang beribadah di dalamnya.
"Allahuakbar sallimna ya Allah. Sallimna ya Allah. Bihurmati Muhammadin taqabbal hajatana," pungkas Kiai Adam sambil berdoa dan berharap agar diselamatkan Allah dari bahaya dan tipu muslihat politik praktis di dalam masjid. [***]