Metroterkini.com - Seorang wanita yang telah menjalani terapi hormonal dari pria transgender pertama di Finlandia telah melahirkan bayi seberat hampir empat kilogram, Rabu (4/4). Kelahiran itu memicu kontroversi lantaran hukum di Finlandia mengharuskan infertilitas sebagai syarat untuk mengubah gender.
"Bayinya seberat hampir empat kilogram, dengan panjang hampir 53 sentimeter (saat lahir)," kata pria transgender yang tidak mau disebut namanya, demi privasi keluarga seperti dikutip media Finlandia, Lannen Media, dua pekan setelah melahirkan.
Pria transgender berusia 30an tahun itu telah mengubah gender secara hukum, dari wanita menjadi pria pada 2015 setelah bertahun-tahun menjalani terapi testosteron.
Tapi dia memutuskan untuk membatalkan operasi ganti kelamin guna menuntaskan transisi fisik prianya, sebelum berusaha hamil dengan suaminya.
Di bawah hukum Finlandia untuk terapi horminal, seseorang harus membuktikan bahwa mereka 'tidak subur' agar dapat mengubah jenis kelamin secara sah menurut hukum dari wanita menjadi pria.
Pada prakteknya, kalangan medis Finlandia menganggap para pasien transgender mereka mandul setelah menjalani terapi testosteron dalam waktu yang lama.
Meski begitu tingkat kesuburan terkadang kembali pulih saat terapi hormonal ditunda.
Kasus tersebt merupakan pengecualian karena pasangan yang tinggal di Helsinki itu memutuskan untuk menangguhkan perawatan hormonal. Setelah satu tahun, pria itu kembali mengalami menstruasi.
"Apakah saya ingin masyarakat mendikte apa yang dapat saya lakukan dengan tubuh dan hidup saya? Tak ada yang bisa menghentikan saya. Saya orang bebas," kata pria itu dalam sebuah wawancara dengan media Finlandia, Helsingin Sanomat, saat sedang mengandung.
Panggil Ayah
Finlandia adalah satu-satunya negara Nordik yang mensyaratkan infertilitas bagi siapa saja yang ingin mengubah jenis kelamin secara hukum. Syarat itu memicu kritik dari aktivis hak-hak asasi manusia dalam beberapa tahun terakhir.
Meski begitu, aparat bersikap fleksibel terhadap kehamilan pria transgender pertama, memberikan cuti panjang sebagai ayah.
Para dokter tidak yakin bagaimana pengobatan hormonal sebelumnya mempengaruhi kehamilan. Tapi semuanya berjalan normal dan kelahiran lebih lambat dari tanggal yang ditetapkan.
"Beberapa pekan terakhir cukup menyakitkan dan saya mulai kehabisan kesabaran. Tetapi kelahiran berjalan dengan baik," kata pria itu kepada Lannen Media.
Dia menginginkan agar bayinya, yang jenis kelaminnya tidak diungkapkan, memanggil dia ayah.
Pasangan itu berencana untuk membesarkan anak itu dengan gender yang netral.
Kelahiran tersebut bukan yang pertama kali di dunia, tetapi kehamilan pria transgender masih jarang terjadi.
Pada 2008, seorang pria Amerika Serikat yang terlahir perempuan sebelum operasi ganti kelamin melahirkan seorang bayi perempuan.
Thomas Beatie, yang secara hukum laki-laki tapi memutuskan untuk mempertahankan organ-organ seksualnya selama operasi rekonstruksi dada dan terapi testosteron.
Media massa Amerika Serikat memberitakan pria transgender itu melahirkan dua anak lagi pada dua tahun berikutnya. [cnn]