Metroterkini.com - Dalam pidato kenegaraan pertamanya di depan Kongres Amerika Serikat, Presiden AS Donald Trump menyebut negara-negara yang menolak langkahnya untuk mengakui Yerusalem menjadi ibu kota Israel, sebagai "musuh-musuh Amerika".
Dilansir CNNIndonesia, pengumuman Trump soal Yerusalem pada 6 Desember 2017 lalu, mendapat kecaman dunia internasional. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pun kemudian mengeluarkan resolusi untuk menolak langkah Trump tersebut. Resolusi itu disetujui oleh 128 negara termasuk Indonesia.
Seraya menekankan "hak berdaulat" AS untuk membuat keputusan itu, Trump mencetuskan bahwa miliaran dolar dana bantuan telah diberikan untuk sebagian dari 128 negara yang mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menolak keputusan AS soal status Yerusalem.
"Bulan lalu, saya juga mengambil tindakan yang didukung secara bulat oleh Senat beberapa bulan sebelumnya -- saya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. "Tak lama kemudian, puluhan negara memberikan suara di Majelis Umum PBB untuk melawan hak kedaulatan Amerika untuk membuat keputusan ini," kata Trump dalam pidatonya di depan Kongres AS seperti dilansir media Independent, Kamis (1/2/2018).
"Pada 2016, para pembayar pajak Amerika Serikat dengan murah hati mengirimkan bantuan lebih dari US$ 20 miliar per tahun ke negara-negara tersebut," ujar Trump.
"Karena itulah, malam ini, saya meminta Kongres untuk meloloskan legislasi untuk membantu memastikan dolar bantuan luar negeri Amerika selalu melayani kepentingan Amerika, dan hanya untuk teman-teman Amerika, bukan musuh-musuh Amerika," tegas Trump dalam pidato State of the Union pada Selasa (30/1) malam waktu setempat.
Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley telah mengingatkan bahwa dia akan mencatat nama-nama negara di Majelis Umum PBB yang menolak pengakuan AS soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Saya ingin Anda tahu bahwa Presiden dan AS menanggapi voting (Majelis Umum PBB) ini secara personal. Presiden akan menyaksikan pemungutan suara ini dengan cermat dan telah meminta saya untuk melaporkan soal mereka yang telah memilih untuk melawan kami," cetus Haley sebelum voting digelar saat itu.