Metroterkini.com - Popularitas yang diraih selebritas media sosial di China membuat mereka meraup penghasilan yang lumayan. Itu yang membuat mereka sampai berani nekat, seperti roofper Yong Ning, misalnya.
Persaingan di dalam industri live streaming di negeri Tirai Bambu memang tengah panas-panasnya. Setiap hal, ada jutaan broadcaster di lebih dari 100 platform live streaming yang berlomba-lomba untuk menghadirkan konten-konten yang dapat menarik perhatian para penonton.
Fan Fan, salah satu bintang internet di China, ada lagi dari 3,5 juta broadcaster live streaming , baik profesional maupun semi profesional, yang bersaing sebagai yang paling memikat bagi hampir 350 juta penikmat konten yang mereka buat.
"Saat pertama kali terjun di dunia ini pada tahun 2015, tidak terlalu banyak kompetisi yang terjadi. Kini, semua orang yang memiliki smartphone bisa melakukan live streaming," ujarnya seperti dilansir detikINET dari New Zealand Herald, Senin (18/12/2017).
Credit Suisse, layanan perbankan global, perkiraan pasar live streaming di China dapat menyentuh angka USD 5 miliar (Rp 67,9 triliun) tahun ini. Jumlah tersebut hanya kalah dari industri layar lebar yang memiliki nilai Rp 5,8 miliar (Rp 78,8 triliun).
Salah satu faktor yang mendukung hal tersebut adalah semakin banyak anak-anak muda di China yang menikmati hiburan lewat ponsel pintar tanpa harus keluar dari rumah mereka.
Meski beberapa penyiar tinggal streaming di negara tersebut yang mampu menghasilkan penghasilan hingga jutaan Yuan dalam setahun, namun bukan berarti pekerjaan tersebut sesuai pemasukan yang tinggi.
Lembaga Penelitian Tencent melakukan survei terhadap 4.500 siaran live streaming di China. Hasil, hanya 5% yang bisa meraih penghasilan lebih dari 10 Ribu Yuan (Rp 20 Juta) setiap bulan.
Sedang 70% dari responden mengatakan bahwa mereka masing-masing bulannya tidak sampai 100 Yuan (Rp 200 Ribu). [***]
