Metroterkini.com – Aksi tawuran antar pelajar sejak lama selalu meresahkan masyarakat, terutama pihak sekolah dan orang tua siswa. Bahkan beberapa waktu lalu, belasan pelajar terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah karena terlibat tawuran.
Agar aksi serupa tak terjadi, Polsek Binong Polres Purwakarta Polda Jabar punya jurus jitu mengatasinya. Dikomandoi oleh AKP R Jusdi Jachlan SH MM, para pelajar di wilayah Binong dilatih pencak silat. Seni bela diri tradisional ini diyakini bisa menghindarkan para pelajar dari aksi tawuran.
“Kalau ada anak-anak sekolah di wilayah kami tawuran, ya kami dipertanyakan kerjanya apa,” kata Kapolsek Binong, AKP R Jusdi Jachlan SH MM ditemui di ruang kerjanya, kemarin (7/12).
Ia tak ingin anak-anak sekolah di wilayahnya ada yang terlibat tawuran. Dia memandang daripada tawuran tidak jelas manfaatnya, lebih baik para peljar diarahkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat.
“Kalau tawuran itu kan dia mukul-mukul ngga jelas dan berbahaya, itu tidak boleh. Lebih baik mereka ikut pencak silat, jelas ini merupakan kegiatan positif dan bisa berprestasi lagi,” ungkapnya.
Sejak tahun 2015, Polsek Binong rutin membina para pelajar dari mulai tingkat SD hingga SMP untuk mengikti kegiatan latihan pencak silat. Saat ini jumlah siswa binaannya pun mencapai 700 orang, dengan di bawah binaan Perguruan Silat Satria Taruna Bhayangkara Polsek Binong.
Tak hanya melulu latihan saja, para pelajar binaan perguruan silat ini pun sering diajak berbagai kejuaraan. Alhasil, karena latihan yang konsisten tahun ini saja tiga prestasi berhasil diraih. Antara lain juara umum pertama piala bergilir Menpora tingkat SMP dalam Dewantara Championship yang merupakan kejuaraan pencak silat Asia Tenggara Open. Selain itu juara umum kedua masing-masing tingkat SD dan SMP dalam IPSI Cup I tahun 2017.
“Kami arahkan juga mereka ke prestasi supaya bisa membanggakan sekolahnya juga daerahnya,” ungkapnya. [sjah]